Keluarga Presiden Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI)
membantah maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR dari Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) pada pemilu 2014 mendatang, meskipun pada pemilu 2009
ia maju sebagai Caleg PKS untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Kepulauan Riau
(Kepri) dengan nomor urut 2.
Demikian hal ini disampaikan adik kandung Said Iqbal, Said Salahudin
saat dikonfirmasi terkait beredarnya isu di media sosial bahwa Presiden
KSPI Said Iqbal maju sebagai Caleg PKS. "Kakak saya (Said Iqbal) tidak
pernah menjadi anggota parpol manapun sejak lahir. Namun, benar Iqbal
adalah caleg DPR RI dapil Kepulauan Riau dari PKS pada Pemilu 2009
dengan persyaratan menjadi caleg pada Pemilu 2009 berbeda dengan syarat
caleg pemilu 2014," kata Said Salahudin saat dihubungi, Selasa
(05/11/2013).
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini
menjelaskan, Pemilu 2009 tidak mewajibkan caleg menjadi anggota parpol
yang mengusulkannya, sedangkan Pemilu 2014 caleg wajib menjadi anggota
parpol bersangkutan. "Kesertaan Iqbal menjadi caleg 2009 adalah mewakili
unsur buruh, dan bukan mewakili anggota PKS," jelasnya.
Selain tidak diwajibkan menjadi anggota PKS, lanjut Said, keinginan
Said Iqbal menjadi caleg pada saat itu karena dia diminta oleh buruh di
Kepri untuk memperjuangkan aspirasi kaum buruh melalui jalur parlemen.
Pasalnya, ungkap Said, sebagai bukan orang Kepri, pada saat itu Iqbal
justru menjadi caleg yang paling banyak dicoblos pemilih di dapilnya.
"Namun karena Iqbal ditempatkan di nomor urut 2, maka yang menikmati
hasil dari suara yang diperolehnya justru caleg nomer 1 dari PKS,"
bebernya.
Said mengakui, pada pemilu 2009 sudah menggunakan sistem suara
terbanyak di dapil untuk duduk di parlemen. Namun, Said menjelaskan
suara terbanyak itu ada dua pengertiannya. Pertama, terbanyak yang
memenuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) dan kedua terbanyak yang belum
memenuhi BPP.
Di Dapil Said Iqbal ketika itu, tutur Said, tidak ada caleg
memperoleh suara terbanyak yang memenuhi BPP. Hanya Said Iqbal yang
memperoleh suara terbanyak, tapi belum memenuhi BPP. Sehingga,
perhitungannya tetap akan dihitung berdasarkan perolehan suara parpol.
"Pada 2009 PKS mendapat kursi di dapil Kepri ya karena kontribusi suara
Iqbal itu. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, PKS tidak pernah dapat kursi
di dapil Kepri," jelas pengamat pemilu ini.
Lebih jauh dia juga mengakui, ada Pemilu 2014, Iqbal kembali ditawari
oleh banyak parpol untuk menjadi caleg, tetapi dia menolaknya.
Pasalnya, kata Said, salah satu dasar penolakannya adalah karena ada
kewajiban bagi caleg untuk menjadi anggota parpol yang bersangkutan.
"Sejatinya Iqbal tidak alergi pada politik, karena dalam sejarahnya,
kaum buruh memang berpolitik dengan membentuk partai," tegasnya.
Said menambahkan, itulah praktiknya diberbagai dunia. Sehingga itu
menjadi hal yang sangat wajar. "Lihatlah betapa banyaknya pemimpim dunia
yang menjadi Presiden, Perdana Menteri, dan menduduki jabatan strategis
berasal dari kaum buruh. Mereka berpolitik untuk tujuan memperjuangkan
aspirasi kaum pekerja," pungkasnya.
Sumber : centroone.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment