Rekan-rekan buruh se Indonesia...
Kawan-kawan.. Aksi mogok kerja adalah opsi terakhir atau senjata kita terakhir jika perundingan kita dengan manajemen perusahaan gagal mencapai kesepakatan. Orang-orang yang tidak paham akan hal ini menganggap kita selaku buruh selalu menganggap kita bodoh, tidak peduli keluarga atau sok melawan padahal kita butuh bekerja. Setidaknya itu yang sering saya dapatkan dan dengarkan ditelinga saya pada saat saya melakukan aksi dulu ditempat saya bekerja. "Hei bung, ngapain loe berdemo..?? apa loe udah gak butuh kerja lagi..??apa loe mau pada dipecat??mau dikasih makan apa anak istri kalau loe berdemo terus hasilnya bukan kesejahteraan yang didapat tapi PHK dan kesengsaraan bukan hanya loe tapi juga anak istri loe pada nanggung akibat loe pada berdemo.."". Itu dulu yang sering Saya dengar dan dapatkan pada saat saya melakukan aksi mogok kerja.Saya yakin reka-rekan juga mendapatkan hal yang serupa bahkan lebih dari yang pernah saya dapatkan.
Memang kita semua harus akui kawan buruh sekalian, dalam perjuangan kita untuk mencapai apa yang di cita-citakan oleh semua buruh telah banyak memakan korban. Baik itu di mutasi ketempat kerja yang tidak sesuai, diturunkan jabatannya atau bahkan menjadi korban PHK (seperti saya ini hehehe..).
Pada saat ini, banyak rekan-rekan seperjuangan saya yang menyesal, mengutukdan mempermasalahkan PUKdan Organisasi, kebingungan akan kemana mereka mendapatkan pekerjaan kembali.
Saya mencoba merenungkan dan memikirkan kenapa rekan-rekan seperjuangan saya menjadi seperti itu.
Mereka yang pada saat sebelum aksi sangat menggebu-gebu untuk berjuang, untuk melawan kesewenang-wenangan dan ketidak adilan pihak perusahaan terhadap mereka. Mereka yang pada saat itu sebagai karyawan Outsourching dan karyawan kontrak, kita bersama-sama dengan sebagian karyawan tetap mencoba meminta dan mendesak agar manajemen perusahaan mau mengangkat mereka menjadi karyawan tetap (PKWTT). Padahal sebelum aksi mogok kita mulai mereka sudah diperingatkan oleh PUK dan DPC apakah mereka siap untuk dipecat dan tidak menerima pesangon sedikitpun dari resiko aksi mogok yang akan dilakukan. Pada saat itu semua serentak menjawab siap berjuang demi keadilan dan kesejahteraan kaum buruh.Tapi beriringnya waktu, setelah perjuangan sudah selesai dan hasil yang didapat tidak sesuai dengan keinginan semuanya berbalik menyalahkan..??
Dalam perenungan dan pemikiran saya ada beberapa hal yang coba saya sharing disini kenapa hal itu bisa terjadi. Karena tidak semuanya bersikap seperti itu. Bahkan kebanyakan yang tidak menyesal dan menyalahkan itu dari rekan-rekan yang pada saat itu sudah menjadi karyawan tetap dan sudah menduduki sebuah jabatan (salah satunya saya..hehehe..). Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mereka pada saat itu kita belum mempunyai persiapan yang matang baik dari PUK maupun anggotanya.
Lalu apa sih yang harus dipersiapkan seorang buruh sebelum memutuskan melakukan aksi demo agar hal-hal yang saya ceritakan tidak terjadi dikalangan buruh yang sedang dan akan berjuang merubah nasibnya..??
setidaknya ada beberapa hal yang harus dipersiapkan seorang buruh sebelum melakukan aksi, diantaranya :
1. Perbanyak mendapatkan informasi tentang perburuhan. Baik itu dari informasi rekan, Organisasi ataupun dari informasi di media-media. Hal ini penting untuk pembekalan pengetahuan kita sebagai buruh yang sedang memperjuangkan hak-haknya. Dengan pengetahuan yang cukup tentang perburuhan, maka akan memantapkan niat kita dalam melakukan aksi demo. Kita akan lebih tahu akan resiko yang kita jalani.
2. Jika sudah mendapatkan informasi yang cukup dan merasa sudah yakin dan mengerti dan siap menjalankan dan menerima resiko terburuknya, bicarakan dengan keluarga. Terutama dengan Orang tua, istri,anak dan saudara soal rencana aksi. Berilah pemahaman kenapa kita menjalankan aksi demo. Hal ini penting agar orang terdekat kita siap menerima jika kita mendapatkan hasil terburuk dari aksi yang kita jalankan.
3. Jika kita perkirakan aksi yang akan kita lakukan akan memakan waktu yang cukup lama bahkan sampai lebih dari 3 bulan, persiapkan juga dana yang cukup baik untuk kebutuhan aksi kita maupun untuk keluarga dirumah. Hal ini sangat penting, karena walau bagaimanapun kondisinya, kewajiban kita adalah menafkahi keluarga. Jangan sampai keluarga kita terlantar gara-gara aksi yang kita lakukan. Caranya mungkin dengan mempersiapkan tabungan kita, pinjam ke orang tua atau saudara, melakukan penggalangan dana, atau cara apapun yang halal yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan dana itu untuk keluarga kita. Dapatkan dana itu minimal untuk 3 bulan kebutuhan keluarga kita.
4. Pada saat kita menjalankan aksi demo, cobalah memulai mencari peluang kerja atau usaha baru sebagai persiapan kita jika kemungkinan terburuk yang akan kita dapatkan. Hubungilah teman-teman lama atau teman yang sudah mapan untuk mendapatkan peluang tersebut.
5. Selalu berkoordinasi dengan PUK maupun perangkat organisasi lainnya. Hal ini penting agar kita tetap dalam satu komando dan tidak terpecah belah. Pekalah dengan sekitarnya. Jangan sampai ada rekan-rekan kita yang turun semangatnya atau bahkan menjadi pembelot dan pengkhianat perjuangan. Jika ada hal-hal yang mencurigakan, informasikan segera dengan PUK dan perangkat organisasi agar tidak sampai memecah belah atau menjadi musuh dalam selimut. Karena kekompakan dan kebersamaan adalah modal utama kita dalam menjalankan aksi.
6. Selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar aksi kita menjadi suatu yang berkah dan di Ridhoi oleh Nya.
Mungkin masih banyak hal-hal lain yang perlu kita persiapkan sebelum kita melakukan aksi demo. Ini hanya pemikiran dari saya yang pengetahuan saya mengenai perburuhan masih sangat minim. Tapi saya kira, dengan hal-hal yang saya sebut diatas, mungkin cukup bisa menjadi bekal kita sebelum menjalankan aksi yang mungkin akan memakan waktu sangat lama. Mudah-mudahan dengan persiapan-persiapan tersebut, kita sebagai buruh yang sedang dan akan berjuang menjadi lebih kuat jiwa militannya, menjadi lebih bersemangat dan lebih yakin akan perjuangan ini. Ingatlah kawan, segala perjuangan pasti akan ada pengorbanan. Tapi yakin juga bahwa Tuhan sudah memberikan rezeki masing-masing ke setiap orang. Tinggal bagaimana usaha kita untuk menjemput rezeki itu. Yakinlah bahwa rezeki itu bukan hanya ditempat kita bekerja kita sekarang. Banyak pintu-pintu rezeki lain diluar itu, tergantung usaha kita untuk menjemput rezeki itu. Sebagai Buruh yang berjuang tidak ada kata putus asa, tidak ada kata menyerah. Kita harus terus berjuang dan berusaha jika kita ingin merubah nasib kita lebih baik lagi.
Salam perjuangan...Buruh Bersatu Tak Bisa Dikalahkan...
Maju Terus Buruh Indonesia...