Aksi buruh menuntut kenaikan upah dinilai Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu. Bahkan Ahok menyebut ada calon anggota legislatif yang ikut bermain di balik aksi buruh.
"Tahulah. Ada caleg juga di situ," cetus Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (7/11) kemarin.
Mantan
bupati Belitung Timur ini menilai buruh yang berunjuk rasa di depan
Balai Kota sejak kemarin tidak masuk kerja lantaran telah dibayar oleh
oknum tertentu. "Dipecat lama-lama dari perusahaan kalau enggak masuk
terus. Ini yang demo juga enggak perlu kerja juga. Udah (dibayar). Tapi
enggak tahu juga," kata Ahok.
Ahok
menambahkan, aksi buruh yang berunjuk rasa di Balaikota tidak akan
mengubah keputusan besaran UMP DKI Jakarta yang telah ditetapkan untuk
tahun depan sebesar Rp 2,44 juta. "Enggaklah. Apa yang mau direvisi sih.
KLH-nya memang segitu," ujarnya.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang dikonfirmasi soal tudingan Ahok itu hanya tertawa lebar. Ahok dinilai hanya cari-cari alasan.
"Hahaha... Enggak ada, caleg yang mana? Buka saja daftar caleg di KPU," ujar Said kepada merdeka.com.
Dia
menegaskan, rangkaian aksi mogok yang dilakukan sejak akhir Oktober
lalu murni gerakan buruh yang memperjuangkan hak-hak normatif. "Kami
melawan upah murah dan penghapusan outsourcing. Termasuk jaminan
kesehatan terhadap para buruh. Tidak ada satupun parpol dan caleg yang
terlibat, kecuali buruh dan pimpinan organisasi serikat buruh," ujar
Said.
Dia menilai, berbagai pernyataan yang dilontarkan Ahok
terhadap aksi buruh sangat tidak beralasan. "Jokowi-Ahok seperti
kebakaran jenggot. Kami akan terus melawan selama mereka mendukung upah
murah," pungkas mantan caleg PKS 2009 dari dapil Kepulauan Riau ini.
Sumber : merdeka.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment