Pasca Gubernur Joko Widodo menetapkan UMP DKI Jakarta sebesar Rp 2,4
juta, buruh dari berbagai konfederasi terus menggelar aksi penolakan.
Hampir setiap hari para buruh tersebut menyuarakan tuntutannya di depan
gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Di sisi lain, para pedagang kaki
lima (PKL) merasa diuntungkan dengan perjuangan para buruh tersebut.
Keberadaan para pendemo selain menambah penghasilan juga membuat PKL
aman dari kejaran Satpol PP.
"Kalau ada demo, kita bisa buka
lapak di jalan tanpa diusir Pol PP," kata pedagang ketoprak, Rohana
(38), yang berdagang di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat,
Jumat (8/11/2013).
Perempuan yang tinggal di Pejambon ini juga
mengaku penghasilannya naik hingga 5 kali lipat jika ada demo. Biasanya,
dalam sehari ketoprak buatan Rohana laku 3 bungkus. Sementara jika ada
demo bisa laku hingga 15 bungkus.
"Biasanya saya jualan di Monas. Kalau hari kerja begini kan sepi pengunjung," ucapnya.
Hal
tersebut juga diakui oleh Ana, penjual nasi goreng. Ia merasa
keuntungannya meningkat hingga 3 kali lipat. Jika biasanya
penghasilannya sebesar Rp 30 ribu sehari, ketika ada demo semacam ini
penghasilannya dapat mencapai Rp 150 ribu.
"Udah untung, aman lagi dari kejaran petugas," ucapnya sumringah.
Meski diguyur hujan, ia tetap tak beranjak dari lapaknya. Begitu juga dengan para pedagang yang lain.
"Tapi kalau demo bubar, kita juga langsung bubar. Kalau nggak diangkut Pol PP," kata Ana sambil melayani pembeli.
Sumber : detik.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment