Buruh pun ingin mendapatkan Hidup Layak . Tuntutan kenaikan UMK kali ini untuk tahun 2014 adalah sebesar 50% dari UMK tahun 2013, namun begitu sulit mendapatkannya. Dalam Permenakertrans No Per.17/MEN/VIII/2005.yang sudah di revisi oleh Menakertrans pada 2012 lalu belum mencerminkan Kebutuhan Hidup Layak yang sesungguhnya untuk seorang lajang kalau hanya dengan 84 item KHL saja , karena paling tidak KHL yang benar-benar KHL untuk lajang adalah 122 item.
Bila 84 item KHL saja untuk DKI Jakarta 3.7jt dan di Jabodetabek lainnya saja dengan kisaran 3.5jt s/d 3.7jt untuk lajang. Tuntutan 50% kenaikan UMK dari nilai UMK tahun lalu seharusnya ada pada kisaran 67 an % berdasarkan 84 item KHL seorang lajang.
Pada dasarnya Pemerintah tidak mau tau nilai UMK tersebut untuk seorang Lajang atau keluarga sedangkan Undang-undang mengatur bahwa Pendapatan dari pekerjaan harus dapat menjamin kebutuhan Sandang, Pangan, Papan ,Pendidikan dll bagi pekerja yang telah berkeluarga. Yang tentu angkanya jauh lebih besar dari sekedar 3.7jt. Jadi tuntutan Buruh belum mencerminkan 84 item KHL karena jumlah item tsb seharusnya tuntutan kisaran pada 67 % atau 3.7jt dan belum mencerminkan KHL yang sesungguhnya KHL yaitu 122 item. Dan UMK tsb juga belum menyesuaikan dengan kebutuhan buruh yang berkeluarga. Ditambah lagi bahwa tuntutan UMK tersebut belum termasuk penyesuaian 4 item KHL lain,yakni:
item Perumahan, Transportasi, Air PAM dan Listrik
Jadi Kebijakan Umum nilai UMK selama ini masih melanggar Undang-undang dan konstitusi Negara.
UMK Naik 50% ini sudah seharusnya memang Musimnya tiba, walau para Tengkulak Apindo hanya mau membelinya dengan murah. Lebih baik yang ada pada mereka jual saja kita beli…(jadi MONAS dan MODAR dech). Pengusaha atau pembeli berkantong tebal siap saja membeli berapapun harga murah atau mahal karena butuh untuk berproduksi. Toh biaya Produksi hanya 10% dari total Operasional. Para calo. pencibir dan penitip nasib dengan nikmatnya nyandar, nyender dan nyindir sambil nikmati sundulan UMK yang naik.. bak makan duren makin mabuk lain hari makin mereka ketagihan.. Ketawa ketiwinya yang renyah mendekati nasibnya untuk di pecat (benalu-benalu seperti ini gak dbutuhkan, MGT juga berprinsip hari ini mereka menghianati temannnya , maka esok mereka menghianati kami )
Ibarat Musim Duren.. sedang sedikit atau sedang banyak. Tengkulak tetap ingin memborongnya dengan harga lebih murah apalagi musimnya sedang banyak harus lebih murah. Pembeli berkantong tebal gak masalah dengan kondisi musim seperti apa. Bisa beli yang ada bahkan bisa beli yang tidak ada atau harus di datangkan dari import. No problem. Pencibir atau peminat yang tak punya uang hanya bisa menawar,pilah pilih yang bahkan menjelekkan buah duren itu sendiri sambil ngdumel kemahalan. Dan sekalipun duren itu terbeli, tengkulak atau tukang duren juga akhirnya mengakali untuk di berikan saja pilihan duren yang kwalitasnya kurang baik sebagai ganjaran dari ngedumelnya. Dengan rasa penasaran mendapatkan kwalitas yang bagus ,tetap gak kapok-kapok sampai mabuk duren dan ketagihan,walaupun harus beli berkali kali (sampai uang menjadi bangkrut).
Duren ini bukanlah maksudnya Duda Keren yang di hubungi Tengkulak Cinta atau di kejar-kejar Pembeli berkantong tebal dan , mapan atau Pencibir yang bilang durennya kurang tebal, kurang matang katanya. Sebab Kalo mabok terhadap Duren Garmet…Tengkulak Cinta , Pembeli berkantong tebal, dan Pencibir bisa mati kegilaaan… karena bisa jadi ketagihan.
Kawan sejawat alias para pekerja alias Buruh di tingkat anggota , ditingkat level yang sama , juga di tingkat level atas dengan mudahnya mencibir… dan bicara bak seorang Pengusaha,”Tuntutan teman2 pekerja tidak realistis mana mungkin bisa penuhi, bisa bangkrut Perusahaan! Bullsheet itu !”
Bahkan mereka ikut berkomplot secara sistematis bersama Management Perusahaan untuk menghalang-halangi sebuah perjuangan untuk perubahan. Dengan Kelakuannya yang Hanya Nitip Nasib saja , koq masih dengan nikmatnya merasakan detail-detail aneka makanan melewati tenggorokan untuk mengubur kekuatan nurani diri sendiri. Padahal semua yang telah di nikimatinya selama ini adalah hasil/buah perjuangan orang lain yang berpenghasilan 900 rb an atau 1.2 jt an. berjuang dari pabrik untuk publik demi Indonesia yang lebih baik… Mereka pulang aksi saja sampai harus mendapatkan Surat Peringatan bahkan di PHK.Dimanakah Nurani mu kawan!?
Pengusaha pun ambil bicara bak seorang Presiden atau Menaker:
“Dengan tuntutan kenaikan UMK sebesar itu Perusahaan-perusahaan manapun akan bangkrut, investor akan hengkang, iklim Usaha di Indonesia makin memburuk”. Akhirnya Presiden SBY pun bicara karena dipencet Apindo ,mbalelo ala Sofyan Wanandi,”Kenaikan UMK tidak boleh lebih dari 17%” . Alhasil Presiden SBY dengan Inpres nya akhirnya melanggar konstitusi
Padahal dasar argumetasi Kenaikan UMK 50% itu sangat realistis, ada alasan-alasan yang mendasarinya:
- Daya beli turun dan tergerus akibat knaikan BBM pada rata2 30% (buruh belum sempat menikmati
- Prediksi Inflasi mendekati 2 digit (lebih dari 10%), pertumbuhan ekonomi 6,2% (selama ini buruh
3. Insya Allah akhir tahun 2014, PDB per kapita akan mendekati US$ 5.000,”(4.2jt /bulan)
Pejuang Sejawat yang Militan juga tidak mau diam untuk tidak mencibir:
“Tuntutan UMK 50% terlalu kecil… Lihat dong dasar Kebutuhan hidup layak 84 item dari hasil2 survey pasar Kenaikan Tuntutan seharusnya ada pada kisaran 67% !!”
Padahal Kewajiban Presiden SBY terkait UMK mah sesungguhnya adalah:
Mengatur kembali regulasi-regulasi dalam perangkat Negara misal tentang, Kebijakan Bea Cukai, Kebijakan Import, Kemudahan Export, Kelayakan Infrastruktur, Pembenahan Birokrasi, pemusnahan biaya-biaya siluman dan pungli disemua sektor, Penguatan Ekonomi Pertanian dan Nelayan, Pemanfaatan secara efektif dan efisisen sumber-sumber daya alam, gas, minyak bumi, mineral, pertambangan, pengembangan pembangkit tenaga listrik yang murah,dll.
Dengan hal tersebut diatas dapat di pastikan biaya bahan material, biaya produksi dari industri akan lebih murah dan upah buruh naik akan menjadi peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia yang akhirnya akan kembali kepada hasil produktifitas anak bangsa ini menjadi lebih tinggi. Kalau sekelas Menteri bahkan Presiden dan para penyelenggara Negara saja tidak bisa melakukan pembenahan-pembenahan itu, beliau-beliau harus lapor atas ketidak mampuannya kepada pejabat yang lebih tinggi yaitu melapor kepada raja eh… Kaisar…. Yaitu Kaisar Hirohito atau paling tidak beliau harus melaporkan ketidak mampuannya itu kepada Caesar Trans TV . Hi hi…
Sumber : fspmi.co.id
Penulis : cae syh ar
No comments:
Post a Comment