Ribuan massa buruh kembali memadati depan kantor Jokowi. Buruh kembali
menuntut Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu untuk
mengubah Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI 2014.
"Pak Jokowi pasti tidak budek. Kami sudah sangat kesal. Kami tidak
menganggap Bapak sebagai gubernur kami, tapi Gubernur Monyet!" seru
salah seorang orator di atas mobil komando di gedung Balaikota DKI,
Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Seorang orator menyerukan bahwa mereka
sudah merasa sangat kecewa dan marah dengan penetapan UMP yang hanya Rp
2,4 juta. Padahal mereka menuntut angka Rp 3,7 juta sesuai survei harga
di 10 pasar di Jakarta.
Maka, ia menegaskan hari ini hingga Jumat
besok buruh akan tetap berunjuk rasa di depan kantor Jokowi. Walaupun
jumlah mereka siang ini tidak sebesar hari sebelumnya, namun buruh tetap
akan beraksi terus-menerus hingga tuntutan mereka direalisasikan.
"Kita
akan beraksi damai terus. Sampai angka itu disetujui. Biarin saja Pak
Jokowi capek. Kita nggak butuh pencitraan. Mungkin Pak Jokowi nggak
ngerti kita. Atau pembisik Jokowi yang nggak bener," seru seorang orator
lainnya.
Namun, massa buruh berjanji tidak akan melakukan aksi
anarki dan unjuk rasa akan berlangsung dengan damai. Sebab, menurut
mereka, apa yang mereka lakukan adalah tugas mulia untuk memperjuangkan
kesejahteraan pekerja khususnya di ibukota.
"Kita sepakati hari
ini aksi damai. Tidak perlu anarki. Tapi kita tetap akan bertahan agar
Balaikota mendengar realita kebutuhan buruh adalah Rp 3,7 juta,"
ujarnya.
Pantauan Liputan6.com, satu per satu
massa buruh dari beberapa federasi mulai berdatangan dengan menggunakan
sepeda motor sambil mengayunkan bendera federasi mereka. Ratusan
personel polisi juga siap berjaga-jaga di sekitar aksi untuk pengamanan.
Lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan pun sempat tersendat, namun
tidak sampai menimbulkan kemacetan.
Sumber : liputan6.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment