Banyaknya angkatan kerja lulusan sekolah dasar (SD) menjadi salah satu
indikator yang membuat Indeks Pembangunan Indoesia kalah dengan negara
lain.
Pendidikan yang menjadi salah satu alat ukur indeks
pembangunan, berpengaruh besar terhadap hal ini. Untuknya, pemerintah
perlu segera merumuskan sebuah langkah untuk menetapkan sertifikasi
angkatan kerja agar para pekerja yang hanya lulus SD bisa memiliki nilai
jual di kancah international.
"Kalau indeks pembangunannya bisa
kalah. Namun ini bukan hanya sekedar masalah indeks. Pemerintah buatlah
kursus-kursus yang disertifikasi. Jadi mereka bisa menjadi ahli dengan
ketrampilan sertifikasi tingkat international yang mungkin bisa dikirim
juga ke luar negeri. Misal jadi koki international yang ada di
hotel-hotel bintang 5 di Dubai," ujar Pengamat Ekonomi Universitas
Indonesia (UI) Nina Sapti Triaswati, Minggu, (10/11/2013).
Nina
mengaku, saat ini pihaknya dengan beberapa ahli dan pemerintah tengah
mencoba merumuskan bagaimana cara untuk menetapkan sebuah sertifikasi
angkatan kerja ini. Perhatian penuh pun dibutuhkan mengingat pentingnya
konsep tersebut nantinya berjalan, bukan hanya sekadar rencana.
"Pada
13-14 November nanti di Surabaya kita coba memetakan itu, menjaring
strategi besar. Target ini bukan hanya ada di atas kertas, petanya harus
diperjelas," ujar wanita yang juga anggota Komite Ekonomi Nasional
(KEN) ini.
Nina berharap, pemerintah akan serius dan dengan cepat
menemukan formula sertifikasi. Dengan demikian, angkatan kerja
Indonesia segera mampu bersaing dengan angkatan kerja dari luar negeri
saat 2015 free trade berlangsung.
"Nanti kan
mereka (negara lain) juga akan punya standar khusus, demikian juga
Indonesia perlu menetapkan standar khusus bagi pekerja dari luar. Ini
harus segera diselesaikan," pungkasnya.
Sumber : okezone.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment