Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal
mengatakan industri padat karya hendaknya tidak memaksakan diri
beroperasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangeran, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Jadi, kalau ada yang berteriak mengenai upah buruh tinggi, itu hanya
industri padat karya," ujar Said Iqbal di Jakarta, Rabu.
Dia
mengatakan industri padat karya seperti tekstil seharusnya mencari
daerah yang upah buruhnya masih rendah seperti Semarang, Kendal,
Sukabumi dan lainnya. "Kami sudah menghitung, upah minimum untuk DKI
Jakarta dan sekitarnya Rp3,7 juta. Oleh karena itu, industri padat karya
lebih baik tidak memaksakan diri," katanya menandaskan.
Disinggung
mengenai nasib karyawan, jika perusahaan padat karya hengkang. Iqbal
menambahkan bekas karyawan tersebut bisa bekerja kembali di perusahaan
lain. "Misalnya di Cikarang, banyak industri otomotif. Jika pabrik
tekstil tutup, maka langsung diisi oleh pabrik komponen otomatif
tersebut," ujarnya.
Iqbal menceritakan hal itu sama seperti yang
terjadi di Bekasi. Di mana dulu, sebagian besar tekstil, namun
lambat-laun industri tekstil hengkang dan diisi industri otomotif.
"Banyak yang bilang upah buruh di Indonesia tinggi. Padahal upah buruh
tergantung daerah. Upah buruh di Semarang, Kendal dan Boyolali bahkan
sama dengan Vietnam." tukas dia.
Untuk diketahui, sejumlah elemen
buruh akan melakukan aksi mogok nasional selama lima hari pada akhir
Oktober. Mereka mempunyai tiga tuntutan yakni upah layak, dihapuskannya
sistem alih daya (outsourcing) dan penerapan jaminan sosial pada 2014.
Sumber : investor.co.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment