Naiknya biaya tenaga kerja membuat kinerja keuangan PT Hero Supermarket
Tbk (HERO) tertekan. Perusahaan ritel ini melaporkan adanya penurunan
laba bersih sebesar 2% dari Rp 223 miliar pada kuartal III-2013 menjadi
Rp 219 miliar di akhir September 2013.
"Penurunan laba bersih disebabkan oleh peningkatan biaya tenaga kerja
menyusul kenaikan signifikan upah minimum, biaya utilitas yang lebih
tinggi akibat dari pengurangan subsidi bahan bakar minyak dan biaya pra
pembukaan gerai baru IKEA," ujar Direktur Keuangan HERO Lai Saye Chuan
ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa
(12/11/2013)
Turunnya laba Hero terjadi di tengah peningkatan
pendapatan bersih perusahaan sebesar 14% menjadi Rp 8,918 triliun.
Naiknya pendapatan tersebut tak terlepas dari jumlah toko yang
beroperasi di seluruh Indonesia.
Pada sembilan bulan pertama
2013, HERO tercatat sudah mengoperasikan 638 toko terdiri dari 49 Giant
Ekstra, 149 Hero Supermarket dan Giant Ekspress, 289 Guardian gerai
kesehatan dan kecantikan, serta 151 Startmart convenience store.
"Meskipun adanya ketidakpastian pasar dalam bulan-bulan terakhir
terhadap kekhawatiran inflasi dan melemahnya nilai tukar Rupiah, kami
tetap optimis dan mengharapkan momentum penjualan terus meningkat di
kuartal keempat," tegasnya.
Dengan perolehan laba tersebut,
HERO mencatat posisi laba per saham dasar mengalami penurunan 9% menjadi
Rp 59 di kuartal III-2013, jika dibandingkan periode yang sama di tahun
sebelumnya sebesar Rp 65.
"Laba periode berjalan sekarang Rp
299 miliar mengalami penurunan 7%, jika dibandingkan sebelumnya mencapai
Rp 322 miliar," kata Lai.
Sumber : liputan6.com
Wednesday, November 13, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment