Para buruh dari Forum Buruh DKI Jakarta akan kembali melakukan mogok
kerja secara besar-besaran pada 21 November 2013. Aksi ini merupakan
salah satu aksi lanjutan dari aksi mogok nasional pada 31 Oktober dan 1
November lalu.
"Forum Buruh DKI akan melakukan mogak lagi pada minggu ke 3 November,
itu tepatnya tanggal 21 November. Didaerah lain juga masih ada mogok,
seperti di Bekasi hampir setiap hari mogok," ujar Presiden Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Menurut
Iqbal, aksi mogok yang dilakukan oleh para buruh ini merupakan
strategis perjuangan buruh, namun tetap memiliki koridor yang tertib,
tidak anarkis serta ada pemberitahuan sebelumnya kepada pihak
kepolisian.
"Jadi pemogokan menurut Undang-Undang masih tetap
menjadi strategi perjuangan buruh untuk mendapatkan UMP layak dan bukan
UMP murah," jelasnya.
Dia menjelaskan, ketidakpuasan para buruh di
DKI Jakarta ini karena seharusnya besar upah bila disesuaikan dengan
komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) adalah sebesar Rp 2,767 juta.
Sedangkan
pewakilan pengusaha dan Dinas Tenaga Kerja yang ada dalam dewan
pengupahan masih menggunakan angka KHL 2013 yang sebesar Rp 2,299 juta
sehingga menghasilkan UMP untuk tahun 2014 hanya sebesar Rp 2,44 juta.
"Ini
sudah disampaikan oleh Dewan Pengupahan sebelum tanggal 1 November,
sebelum UMP diputuskan. Tapi Kenapa Jokowi tidak mempertimbangkan angka
itu. Ini unfair, karena upah minimum 2014 tetapi memakai KHL 2013. Itu
alasan buruh tetap ngotot akan tuntutannya," lanjutnya.
Besaran
UMP 2014 yang telah ditandatangani oleh Jokowi itu sendiri, menurut
Iqbal adalah upah murah yang tidak layak. Dia merinci, masing-masing
buruh harus membayar sewa rumah harus mengeluarkan uang sebesar Rp 600
ribu per bulan kemudian biaya transportasi Rp 500 ribu per bulan, biaya
makan Rp 33 ribu per hari atau sekitar Rp 990 ribu per bulan.
"Kalau
seperti itu buruh hanya pegang uang 300 ribu per bulan. Untuk hidup di
Jakarta itu kurang, bagaimana untuk jajan anaknya, biaya sekolah, untuk
beli pulsa, "ini tidak rasional," tandasnya.
Sumber : liputan6.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment