Buruh di Jakarta menuntut Upah Minimum Provinsi (UMP) 2014 sebesar Rp
3,7 juta per bulan. Namun hasil rapat Dewan Pengupahan pekan lalu
memutuskan UMP Jakarta tahun depan sebesar Rp 2,4 juta. Apakah tuntutan
buruh mustahil?
Indra, Anggota Komisi IX DPR, mengatakan
pengusaha bisa saja memenuhi tuntutan buruh tersebut. Tapi selama ini
pengusaha banyak dibebani oleh praktik pungutan liar sehingga sulit
untuk menaikkan upah buruh secara signifikan.
“Sekitar 19-24
persen biaya produksi habis untuk pungli, baik dari oknum berseragam
maupun tidak. Ini memberatkan pengusaha," tegas Indra.
Oleh
karena itu, pemerintah berperan besar untuk membuat buruh lebih
sejahtera. “Pemerintah sudah seharusnya memberikan kepastian hukum bagi
para pengusaha. Kalau pungli ini ditiadakan, baik yang dilakukan oknum
berseragam maupun tidak, perusahaan akan memiliki daya saing yang
bagus," katanya. Jika masalah pungli belum kunjung terselesaikan, Indra
menyebutkan beban pengusaha masih tetap besar dan sulit untuk memenuhi
permintaan buruh.
Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), juga menilai upah buruh bisa
ditingkatkan signifikan jika segala hambatan dalam berbisnis
dihilangkan. “Buruh itu kalau mau minta gaji sama seperti di Singapura
pun kami berani. Kami bisa membayar,” tegasnya.
Di Singapura,
lanjut Tutum, rata-rata upah pekerja adalah US$ 1.300 atau lebih dari Rp
13 juta per bulan. Kondisi tersebut bisa terwujud karena hambatan
ekonomi di Singapura sangat minim, bahkan bisa dikatakan hampir tidak
ada.
"Pelayanan, infrastruktur, dan lainnya harus sama dengan
Singapura baru kami berani. Di sana perizinan mudah, tidak seperti di
Indonesia yang banyak, lama, dan cost tinggi. Infrastruktur jalan bagus,
tidak seperti misalnya di Pantura. Pelabuhannya juga bagus. Tidak ada
pungutan liar. Listrik walau mahal tapi kualitasnya bagus," papar Tutum.
Di
Indonesia, tambah Tutum, biaya logistik mencapai 17 persen dari biaya
produksi akibat infrastruktur yang tidak memadai. Belum lagi 15 persen
biaya habis untuk membayar pungli. “Kalau kualitas semua sama seperti
Singapura, biaya produksi barang akan jauh lebih murah, ada efisiensi.
Jika itu terjadi, bayar upah Rp 13 juta pun tidak jadi soal buat
pengusaha," tuturnya.
Riza Suwarga, Pengurus Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Jakarta, menilai peran pemerintah juga minim dalam
menjaga stabilitas ekonomi sehingga pengusaha pula yang menanggung
dampaknya. “Misalnya, saat ini dolar sudah masuk ke Rp 11.300. Ada
persoalan yang tidak disikapi oleh pemerintah. Suka tidak suka,
pengusaha harus mengikuti saja,” tegasnya.
Ketidakmampuan
pemerintah tersebut, lanjut Riza, pada akhirnya berujung pada ketegangan
antara pengusaha dengan buruh. “Harus ada kebijakan stabilisasi dari
pemerintah. Jangan pemerintah melepas saja persoalan perekonomian ini
atau jangan malah dibenturkan buruh dan pengusaha,” katanya.
Sumber : detik.com
Wednesday, November 6, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment