Sekretaris Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha yakin bahwa Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo akan mempertimbangkan tuntutan buruh untuk
mengubah upah minimum provinsi (UMP) dari Rp 2,4 juta menjadi Rp 3,7
juta.
"Kita percaya Jokowi masih punya hati dan masih mau untuk
merevisi dari apa yang telah ditandatangani," ujar Toha dalam jumpa pers
di depan Kantor DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Toha mengatakan, buruh akan terus berunjuk rasa hingga Jokowi
mengubah ketetapan tentang UMP. Buruh memberi waktu kepada Jokowi untuk
merevisi UMP hingga Jumat (8/11/2013) lusa. "Kalau tidak merevisi, kami
pastikan aksi akan lebih besar lagi pada pekan depan," kata Toha.
Menurut Toha, UMP sebesar Rp 2,4 juta tidaklah rasional karena
buruh menuntut upah sebesar Rp 3,7 juta. Angka tersebut dianggap sesuai
dengan kehidupan nyata para buruh di Ibu Kota. Selain itu, kata Toha,
kenaikan UMP di Jakarta sebesar lebih kurang Rp 200.000 merupakan
kenaikan upah terkecil di semua provinsi Indonesia. Toha menilai hal itu
dapat menjadi preseden buruk bagi Jokowi.
"Kalau Gubernur Jokowi tidak mengubah, Gubernur hanya mempermalukan dirinya sendiri," katanya.
Hari ini ratusan buruh kembali berunjuk rasa di depan Balaikota
Jakarta untuk menuntut revisi atas UMP yang telah ditetapkan oleh
Jokowi. Setelah aksi di depan Balaikota, ratusan buruh tersebut
berpindah tempat ke depan Kantor DPRD Jakarta. Mereka meminta dukungan
kepada DPRD untuk mengubah keputusan yang telah ditandatangani Jokowi.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, para buruh sempat
menggoyang-goyangkan pagar DPRD agar perwakilan Dewan mau menemui
mereka. Namun, aksi tersebut tak dihiraukan oleh anggota DPRD.
Sumber : kompas.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment