Peran Said Iqbal selaku Presiden Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI) dinilai sudah kebablasan dan cenderung arogan.
Pasalnya, yang bersangkutan tidak memberikan masukan yang rasional,
bahkan lebih mengedepankan tekanan terhadap pemerintah dan pengusaha,
lewat para buruh yang dikoordinasinya.
Ketua Komite Tetap Investasi Indonesia Bagian Tengah di Kadin
Indonesia, Muhammad Solikin, menyatakan hal itu menanggapi demo buruh
yang terjadi akhir-akhir ini. Solikin mengaku belum pernah mendengar
bahwa Said Iqbal adalah agen asing. Namun, jika melihat dampak dan
agresivitas pergerakan yang bersangkutan, arah dugaan demikian bisa jadi
benar.
"Kalau kita mempertimbangkan stabilitas nasional, bisa jadi dugaan banyak pihak benar,” kata Solikin di Jakarta, Rabu (6/11).
Solikin mengaku sudah mendengar pernyataan seorang pimpinan media
massa di Jakarta, Rendy A Witular, yang menilai Said Iqbal memiliki
kepentingan politik dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
Diduga bahwa Said mewakili kepentingan Singapura dan Malaysia untuk
menghancurkan industri di Tanah Air, dengan menggunakan upah buruh
sebagai pintu masuk guna mewujudkan semua ambisinya.
Tudingan Jahat
Ketika dikonfirmasi, Said Iqbal
sendiri mengatakan kalau dirinya mengaku capai menanggapi
tudingan-tudingan jahat terhadap dirinya, khususnya soal ambisi dan
kepentingan politiknya. Termasuk saat ditanya kalau dirinya pernah
diperiksa BIN, terkait dengan sepak terjangnya, Said Iqbal yang juga
pernah menjadi calon legislatif (caleg) dari Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) itu malah balik menuduh. “Justru yang bertanya adalah agen,” kata
dia.
Solikin menilai bahwa aksi buruh akhir-akhir ini sudah keluar dari
rel logika, dan intelektual serta nilai luhur bangsa. Bahkan aksi para
buruh itu cenderung mengancam akselerasi roda ekonomi negara.
“Kita menyayangkan KSPI. Sebagai organisasi yang mewadahi buruh,
harusnya berperan sebagai katalisator dan dinamisator yang mampu
menengahi persoalan,” kata Solikin.
Dikatakan Solikin, dengan tidak berjalannya peran tri partit,
seyogyanya saluran musyawarah dikedepankan, karena apabila terus
berlangsung maka para buruh sendiri yang rugi. “Akibat demo
berkepanjangan, justru investor lari dan perekonomian kita terganggu,”
ujarnya.
Sumber : beritasatu.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment