Anggota Dewan Pengupahan Kabupaten Tangerang dari FSPMI M Rasukan
mengumumkan hasil rapat pleno penetapan UMK dari atas mobil komando. Ada
dua angka yang dimunculkan. Pertama adalah usulan dari wakil pekerja
sebesar Rp. 2.602.039,- dan yang kedua adalah usulan Apindo, sebesar Rp.
2.285.300,-.
“Untuk selanjutnya, nilai rekomendasi ini akan diserahkan kepada
Bupati Tangerang. Bupatilah nanti yang akan memutuskan rekomendasi akhir
UMK Tangerang, sebelum kemudian ditetapkan oleh Gubernur,” ujar
Rasukan.
Saya yang saat itu berada persis di samping Rasukan, bisa merasakan
kekecewaan ribuan buruh yang masih bertahan di Kantor Disnakertrans
Kabupaten Tangerang. Kaki saya bergetar. Kecewa, marah, sedih, semua
menyatu dalam diri. Ini memang bukan keputusan akhir, tetapi melihat
dari angka yang disodorkan ke Bupati, sudah bisa diprediksi berapa nilai
UMK Tangerang yang akan ditetapkan nanti.
Setelah M. Rasukan mengumumkan hasil rapat pleno Depekab, saya
menyampaikan kepada peserta aksi, bahwa perjuangan belum berakhir. Ini
justru menjadi awal dari perjuangan kita selanjutnya. Karena sudah jelas
terpampang didepan mata, tugas selanjutnya adalah memastikan Bupati
Tangerang juga merekomendasikan nilai UMK 2014 yang besarnya sama dengan
usulan dari perwakilan buruh yang duduk di Depakab, yaitu sebesar 2,6
juta.
“Itu harga mati. Apalagi kita sudah jauh mengalah dari angka yang kita usulkan semula, naik 50 persen,” kata saya.
“Berjanjilah pada diri sendiri, bahwa besok, kita akan melakukan aksi yang lebih besar ke Kantor Bupati.”
Ketika malam itu saya meninggalkan Kantor Disnakertrans Kabupaten
Tangerang, saya melihat kawan-kawan dari berbagai serikat sedang
bergerombol dibeberapa titik. Mereka sedang mendiskusikan rencana tindak
lanjut atas hasil rapat pleno Depekab Tangerang yang baru saja usai.
Dan Bupati Tangerang pun memutuskan besarnya UMK 2014 adalah Rp.
2.442.000,- Inilah yang kemudian memicu perlawanan yang lebih keras
lagi. Ribuan buruh dari berbagai serikat akhirnya turun kejalan-jalan.
Mereka berkumpul di Jalan Raya Serang, tepatnya dilampu merah Tiga
Raksa, persis didepan akses masuk ke Puspemkab (Pusat Pemerintah
Kabupaten) Tangerang. Jalan ini menghubungkan antara Kota Tangerang dan
Serang. Bukan diniatkan untuk mengganggu kepentingan umum, tetapi untuk
mengingatkan kepada semua pihak, bahwa aspirasi kaum buruh pun penting
untuk diperhatikan.
Angka Kabupaten Tangerang ini tak berbeda dengan Kota Tangerang
Selatan, yang bahkan sudah direkomendasikan oleh Depeko Tangerang
Selatan di hari Senin (18/11). Hingga pagi ini kita masih menanti angka
dari Walikota Tangerang, setelah Depeko merekomendasikan tiga angka:
Usulan SP/SB sebesar Rp.3.162.189,00; dari Apindo sebesar
Rp.2.220.375,00 dan dari Pemerintah sebesar Rp.2.444.301,00.
Sama seperti yang dilakukan oleh buruh didaerah-daerah lain, di
Tangerang pun, penolakan terhadap rekomendasi UMK terus dilakukan.
Apalagi Tangerang dikenal dengan sebutan Kota Seribu Industri. Wajar
jika kemudian buruh menuntut agar kesejahteraan mereka tak diabaikan.
Bagaimana Pak Bupati. Apakah Anda bersedia merevisi nilai rekomendasi UMK 2014?
Sumber : fspmi.co.id
No comments:
Post a Comment