Oleh buruh, ASPELINDO dianggap sebagai pihak bertanggungjawab atas
kekerasan terhadap buruh dalam mogok nasional 31 Oktober-1 November lalu.
Di Pemilihan Legislatif 2014, Budiyanto kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dengan
nomor urut 2 dari PKS di daerah pemilihan (Dapil)
Bojongmangu-Cibarusah-Cikarang Pusat-Cikarang Selatan-Serang Baru-Setu.
Ia mengampanyekan diri secara online di blog “Budiyanto for Bekasi”
dan laman Facebook “Relawan Budiyanto”.
Dilansir dari Bekasi.co (7/11), Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin pernah
mengaku kecewa dengan ASPELINDO, pasca buruh melaporkan Neneng ke Mabes
Polri.
Sebelum aksi mogok nasional, wanita ini bertemu dengan ASPELINDO
dan sejumlah ormas di Hotel President Club (PEC), Jababeka. Pertemuan itu
menjadi semacam konsolidasi pemerintah, aparat dan ormas yang memberikan restu
kepada ormas untuk mengamankan kawasan industri pada saat mogok nasional.
"Saya sudah bertemu dengan
Hartono waktu itu di Hotel President Club (PEC), Jababeka. Ditempat itu,
Hartono yang merupakan ketua Aspelindo sepakat berjanji tidak akan anarkis saat
aksi itu, tapi pada kenyataan justru berbeda," jelas Neneng.
Saat mogok nasional, puluhan buruh terluka terkena pukulan dan
bacokan senjata dari anggota ormas. Satu orang buruh harus dioperasi karena
tengkoraknya retak oleh sabetan senjata tajam.
Sumber : solidaritas.net
No comments:
Post a Comment