Berbagai elemen buruh menggeruduk Kantor Pemerintah dan DPRD Kota
Bandung. Mereka menyuarakan tuntutan Upah Minimum Kota (UMK) sebesar Rp
2,7 juta. Angka tersebut dinilai layak mengingat kebutuhan hidup yang
serba tinggi.
"Statement kami dari awal meminta 130 persen dari
KHL (Kebutuhan Hidup Layak) yang jatuh di angka Rp 2,7 juta," kata
Koordinator Lapangan dari Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Kota
Bandung Ajat Sudrajat, di lokasi, Senin (18/11).
Dia mendengar,
Pemkot Bandung tidak mengabulkan tuntutannya yang sejak awal mengajukan
Rp 2,7 juta, melainkan hanya 106 persen dari KHL. "Nilainya di luar
ekspektasi kami yang hanya sekitar Rp 1,9 juta," terangnya.
Sebelum
adanya rekomendasi kepada gubernur Jawa Barat dengan UMK Rp 1,9 juta,
pihaknya mengaku akan terus memperjuangkan Rp 2,7 juta atau 130 persen
dari KHL. Tak sungkan tiga hari berturut-turut ia mengancam akan
mengerahkan massa lebih besar.
"Angka ini sudah perhitungannya, dinilai cukup tidak, dinilai tidak juga cukup," ucapnya.
Pantauan
merdeka.com, massa dari berbagai elemen terus memadati lokasi.
Diperkirakan ada 3.000 massa. Mereka berorasi menuntut penetapan UMK
agar berpihak pada buruh.
Rentetan spanduk dan bendera kebesaran
juga dibentangkan. Kendaraan taktis tampak siaga. Sedangkan ribuan
aparat berjaga ketat. Jalan Wastukencana dan Jalan Aceh ditutup,
sehingga polisi menerapkan pengalihan arus.
Sumber : merdeka.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment