Ribuan buruh dari sejumlah wilayah di Jabar menggelar unjuk rasa di
depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (21/11/2013).
Tembang musik genre ska mengobarkan semangat kaum buruh yang menolak
upah murah, meski terik menyengat.
Aksi demonstrasi buruh
berbagai organisasi di antaranya dari Bekasi, Bogor, dan Bandung Raya
itu mendapat pengawalan ratusan aparat kepolisian. Satu mobil komando
plus pengeras suara hadir di tengah-tengah buruh pria dan perempuan.
Alunan salah satu lagu racikan kaum buruh berirama ska langsung disambut
gerakan joged pogo.
"Buruh bersatu tak bisa dikalahkan," begitu petikan lirik musik yang diputar di mobil komando.
Koordinator
Aliansi Buruh Cimahi Iman Sukirman terlihat berkobar-kobar sewaktu
orasi. Dia menuntut UMK Kota Cimahi sebesar Rp 2,7 juta. "Tapi wali kota
Cimahi tak bergeming hingga saat ini untuk mengubah upah menjadi 2,7
juta rupiah," jelas Iman.
Menurut Iman, tak ada reaksi dari
pimpinan Pemkot Cimahi soal upah layak membuktikan tidak adanya
keberpihakan kepada kaum buruh. "Kadisnaker Kota Cimahi bilang upah 2,7
juta itu tidak rasional. Maka itu, kami meminta gubernur Jabar
memperhatikan kami para buruh Cimahi," teriak Iman.
Tuntutan
buruh satu suara. Mereka menolak upah murah, selain itu menuntut UMP/UMK
minimal 50 persen serta meminta agar jalankan jaminan kesehatan tidak
bertahap pada 1 Januari 2014.
Buruh mulai berdatangan pada pukul
10.30 WIB. Hingga pukul 12.00 WIB, aksi unjuk rasa masih berlangsung.
Massa organisasi buruh yang datang antara lain dari Serikat Pekerja
Nasional (SPN), SBSI 1992, dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia.
Hadirnya demonstran tersebut membuat akses lalu lintas Jalan Diponegoro
atau depan Gedung Sate ditutup sementara.
Sumber : detiknews.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment