Ratusan buruh gabungan serikat pekerja se-Kota Bandung masih menutup
Jln. Aceh, atau di depan pintu gerbang Gedung DPRD Kota Bandung, Rabu
(20/11/2013) malam. Mereka masih berharap agar Pemkot Bandung mau
merevisi angka UMK yang telah direkomendasikan kepada Pemprov Jabar
sebesar Rp 1,9 juta, atau 106,117 persen dari angka KHL.
Berdasarkan pantauan "PRLM", setelah melakukan aksi dan orasi sejak
tadi siang, puluhan buruh akhirnya diterima oleh Wali Kota Bandung
Ridwan Kamil di Ruang Tengah, Balai Kota Bandung sekitar pukul 18.30
WIB. Namun satu jam kemudian, pertemuan dipending karena menunggu
kedatangan perwakilan pengusaha.
Meskipun demikian, Ridwan tetap bersikukuh bahwa pemkot tidak akan
merevisi angka UMK yang telah direkomendasikan kepada Pemprov Jabar.
"Sesuai aturan, UMK itu mendekati KHL, artinya bisa kurang daripada itu.
Kami kan menetapkan angka UMK lebih dari KHL, artinya kami juga
menampung aspirasi untuk melebihkan angka UMK dari KHL karena menghitung
keperluan buruh yang sudah berkeluarga," kata Ridwan.
Dia juga meminta pengertian buruh karena upah yang diharapkan tidak
sesuai harapan. "Kalau diikuti, akan merusak stabilitas perekonomian
Kota Bandung. Kalau permintaan mereka dikabulkan, nanti guru honorer
juga akan minta kenaikan," ujarnya.
Perwakilan buruh yang ikut melakukan audiensi, Wagianto, mengatakan
bahwa buruh akan terus bertahan di Balai Kota Bandung hingga mendapatkan
kepastian pukul 00.00 WIB. "Kami mencurigai ada tekanan dari pengusaha,
karena saat menggelar audiensi sejak Senin tidak ada perwakilan
pengusaha yang ikut serta," kata Wagianto.
Jika akhirnya tuntutan buruh tidak dipenuhi, buruh mengancam akan
melakukan aksi lanjutan pada Sabtu mendatang, dengan menggelar botram di
tengah jalan.
Sumber : pikiran-rakyat.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment