Peneliti Indonesia Economic Development Studies (IEDS) Musyafaur Rahman
menilai peryataan yang dikeluarkan Menteri Koordinator Perekonomian
Hatta Rajasa yang menyalahkan demo buruh sebagai penyebab naiknya angka
pengangguran harus segera dicabut. Selanjutnya Menko Hatta Rajasa harus
meminta maaf secara terbuka kepada buruh atas pernyataan yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan tersebut.
Sebab, kata Musyafaur
sebagai seorang Menko Perekonomian, Hatta seharusnya bisa memberikan
fakta ilmiah kepada publik mengenai hubungan antara demo buruh dengan
meningkatnya angka pengangguran. Bukan sekadar pernyataan politis dimana
aksi buruh menuntut haknya justru dikategorikan sebagai perilaku yang
merugikan bagi Negara.
"Sebagai pejabat Negara, Hatta akan
lebih tepat menjelaskan mengenai merosotnya perekonomian nasional yang
memicu terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja. Rasio kebutuhan
industry akan tenaga kerja jauh lebih kecil dibanding jumlah warga
Negara Indonesia yang memasuki usia kerja ataupun jumlah lulusan SMU
maupun Sarjana dan Kami yakini menjadi alasan utama meningkatnya jumlah
pengangguran versi Badan Pusat Statistik (BPS)," kata Musyafaur melalui
keterangan tertulisnya, Kamis (07/11/2013).
Menurut Dia selema
semester pertama terakhir berbagai kebijakan pemerintah yang cenderung
tidak ramah terhadap dunia usaha juga dipertontonkan secara signifikan,
mulai dari kenaikan harga BBM serta berlanjut dengan kenaikan tariff
dasar listrik yang semuanya memiliki imbas terhadap dunia usaha. Belum
lagi melonjaknya arus barang impor yang semakin tidak terbendung dan
dibuka bebas meski pasar bebas APEC sendiri baru dimulai pada 2015
mendatang.
"IEDS hingga detik ini meyakini sampai kapanpun aksi
buruh yang menuntut kesejahteraan hanyalah imbas dari ketidakmampuan
pemerintah dalam memberikan jaminan kesejahteraan lewat pengelolaan
pajak untuk rakyat serta bangunan pondasi ekonomi yang justru menjadi
pengikut arus pasar dan bukan penentu."
Sumber : krjogja.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment