Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar
mengklaim tenaga kerja di Indonesia menjadi salah satu yang paling
unggul dibandingkan negara lain.
Untuk itu, persoalan upah buruh bukan menjadi faktor utama
pertimbangan para calon investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kalau bicara keterampilan, loyalitas, kerajinan, tenaga kerja kita jadi one of the top. Jadi wajar dong
perlu diberikan penghargaan setimpal," ujar dia usai menggelar
Konferensi Pers Indonesia Investment Summit di Jakarta, Kamis
(7/11/2013).
Mahendra mengaku, kenaikan upah buruh memang menjadi
salah satu pertimbangan investor untuk menancapkan modalnya di tanah
air, namun faktor tersebut bukanlah yang utama.
"Memang ada, tapi
sebenarnya bukan upah buruh saja. Istilahnya hubungan industrial, dan
tenaga kerja salah satunya menyangkut produktivitas, keterampilan dan
loyalitas," tutur dia.
Menurut dia, apresiasi terhadap buruh bukan lagi semata-mata mengandalkan upah murah melainkan mengarah pada transformasi upah.
"Transformasi
dari upah adalah segala-galanya. Upah hanya satu elemen dari
kesejahteraan karena ke depan akan ada Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) yakni program kesehatan untuk pekerja dan warga miskin. Ini
diharapkan bisa berlangsung dengan mulus," jelas dia.
Dengan
begitu, tambah Mahendra, Indonesia tidak perlu khawatir menghadapi
kenaikan pendapatan kalangan menengah karena buruh akan menjadi lebih
produktif.
Beberapa pekan terakhir ini, buruh kerap menggelar
aksi mogok dan demo. Mereka menuntut pemerintah menaikkan Upah Minimum
Provinsi (UMP) 2014 menjadi Rp 3,7 juta.
Meski pada akhirnya,
beberapa Kepala Daerah menetapkan kenaikan UMP di bawah tuntutan para
buruh. Seperti DKI Jakarta yang hanya menetapkan UMP 2014 sebesar Rp 2,4
juta.
Sumber : liputan6.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment