Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menegaskan Indonesia massa upah buruh murah sebagai
salah satu keunggulan komparatif dalam bersaing dengan negara-negara
lain.
"Saya katakan buruh murah sudah selesai. Tidak boleh jadikan
keunggulan komparatif," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam
silaturahim dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Istana
Bogor, Senin.
Silaturahim tersebut dihadiri oleh para pengurus Kadin serta
sejumlah pejabat. Presiden didampingi oleh Wakil Presiden Boediono,
berserta jajaran menteri-menterinya.
Diantaranaya Meteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator
Politik, Hukum dan Keamanan Doko Suyanto.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Jero Wacik, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri
Pertanian Suswono, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan
Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Presiden mengungkapkan, buruh layak untuk sejahtera. Namun demikian,
penentuan upah buruh juga harus rasional mempertimbangkan kondisi dan
situasi ekonomi perusahaan.
Presiden mengungkapkan kedua belah pihak (pengusaha dan buruh) dapat
duduk bersama untuk memecahkan masalah kenaikan upah buruh yang saling
menguntungkan. Apabila telah ada keputusan maka harus dapat dijalankan
bersama.
Namun demikian, Presiden mengecam tindakan kekerasan dalam
menyelesaikan masalah upah yang membuat pengusaha dan buruh merugi.
"Peningkatan upah buruh dengan kemampuan dunia usaha, bicarakan
baik-baik. Ketemu, dijalankan. Ketika sudah berjalan, jangan disegel,
kita ingin buruh sejahtera, perusahaan juga tidak ada PHK. Jangan
dibiarkan kalau ada kekerasan yang tidak perlu," kata Presiden.
Sementara itu, dalam kesempatan tersbeut Presiden juga menyerukan
sinergi baik anatara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun dunia
usaha dalam memperkuat perekonomian nasional.
Sumber : antaranews.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment