Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Nasional (DPC SPN) Kabupaten
Pekalongan, Ali Soleh, mengaku kecewa dengan sikap Bupati Pekalongan
Amat Antono, yang seolah enggan memperjuangkan kesejahteraan buruh.
Karena itu, pihaknya berencana akan melakukan aksi mogok selama tujuh
hari. "Siang ini, kami akan merapatkan lagi dengan SPN Kota Pekalongan
dan Pemalang untuk menyiapkan aksi mogok daerah," ujarnya, Selasa, 12
November 2013.
Menurut Ali, mogok daerah itu tidak harus menunggu
penetapan UMK oleh Gubernur Jawa Tengah pada 20 November mendatang.
Sebab, SPN sudah menduga jika penetapan UMK itu tidak jauh berbeda
dengan besaran UMK yang diusulkan tiap daerah. "UMK Jawa Tengah tetap
terendah di Indonesia," kata Ali. SPN Kabupaten Pekalongan akan
mempersiapkan mogok daerah itu mulai Kamis.
Presidium Aliansi
Serikat Pekerja Pantura Barat (ASPPB), Damirin, mengatakan mogok buruh
daerah di Pekalongan dan Pemalang masih menunggu izin dari Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) SPN. "Sudah dua
pekan Dewan Pengupahan Provinsi menggodok formula penghitungan UMK, tapi
hasilnya masih belum jelas," ujarnya.
Sementara itu, Bupati
Pekalongan Amat Antono bersikukuh tidak akan menaikkan besaran upah
minimum kabupaten (UMK) yang telah diajukan ke Gubernur Jateng. "Saya
ingin meluruskan berita soal UMK yang terbit hari ini di sejumlah
media," katanya. Amat mengaku menggunakan hak prerogatifnya untuk
menetapkan besaran UMK 2014 yang diusulkan ke Gubernur Jateng. Sebab,
pembahasan besaran UMK antara kalangan buruh dan pengusaha tidak pernah
mencapai titik temu. Penyebabnya adalah perbedaan dalam menafsirkan tiap
komponen penghitungan KHL.
Dari catatan ASPPB, kenaikan UMK 2014
di Kota dan Kabupaten Pekalongan, Pemalang, dan Batang, kurang dari Rp
200.000. Di Kota Pekalongan, UMK 2013 sebesar Rp 980.000 diusulkan jadi
Rp 1.165.000. Di Kabupaten Pekalongan, UMK 2013 sebesar Rp 962.000
diusulkan jadi Rp 1.145.000. Di Batang, UMK 2013 sebesar Rp 970.000
diusulkan jadi Rp 1.040.000. "Pemalang dari Rp 908.000 naik jadi berapa
belum jelas," ujar Damirin.
Sumber : tempo.co
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment