Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memilih blusukan mengecek kesiapan
menghadapi banjir daripada melayani unjuk rasa buruh. Rencananya, ribuan
buruh bakal mengepung Balaikota dari berbagai serikat pekerja di
ibukota menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP). Pria yang kerap
disapa Jokowi ini blusukan ke Rawa Lindung, Petukangan Selatan,
Petogogan, Jakarta Selatan.
Ia direncanakan blusukan ke Waduk Pluit, Jakarta Utara untuk mengecek
proses pengerukan waduk yang dikabarkan terhenti sejak dua pekan lalu
(9/11). "Iya nanti saya cek ke lapangan. Kalau mau demo ya enggak
apa-apa, silahkan," ujar dia di Balaikota Jakarta, Jl Medan Merdeka
Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/11).
Jokowi sepertinya tidak akan menuruti tuntutan buruh dan
mempertahankan UMP 2014 di angka Rp 2,44 juta dengan patokan kebutuhan
hidup layak (KHL) 2014 sebesar Rp 2,2 juta. UMP disahkan atas
rekomendasi Dewan Pengupahan yang terdiri dari unsur buruh, pengusaha
dan pemerintah 1 November lalu.
Jokowi menambahkan, buruh di DKI Jakarta juga sudah di bantu dengan
Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan disediakan
rusun. Ia mengklaim, di daerah lain tidak ada program-program layaknya
di ibukota. "Point itu tidak dimasukan dalam komponen (KHL), karena kita
ringankan beban buruh dengan KJS, KJP dan perumahan untuk buruh. Di
daerah lain tidak ada," lanjut politisi PDI Perjuangan itu.
Mantan Walikota Solo ini juga 'curhat' dihadapan awak media jika
penetapan UMP membuatnya pusing. Puluhan kali menegaskan jika yang
besaran UMP bukan pihak Balaikota yang menentukannya melaikan Dewan
Pengupahan (DP). "Ya saya kira hitung-hitungannya sudah jelimet. Dewan pengupahan kita sudah cek dan kalkulasi lagi, semuanya sudah dihitung," pungkas Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menegaskan mulai hari ini buruh akan mogok
kerja lebih besar-besaran lagi dan menuntut kenaikan UMP. Di Jakarta
juga akan menjadi lokasi mogok kerja massal diiringi aksi massal di
depan Gedung DPRD DKI. "Puncaknya sekitar 25-26 November seluruh pabrik
di kawasan industri di DKI stop produksi dan puluhan ribu buruh menuju
Balaikota Jakarta mendesak Gubernur Jokowi merevisi nilai UMP DKI
Jakarta sekitar Rp 3 jutaan," kata Iqbal. Angka itu dia nyatakan
berbasis KHL di DKI Jakarta sebesar Rp2.767.320. Mogok kerja dan
berdemonstrasi di kantor bupati atau walikota masing-masing, akan buruh
lakukan Bogor, Bandung, Purwakarta, Bekasi, Sidoarjo, Mojokerto,
Pasuruan, Surabaya, Batam, dan daerah lain.
Sumber : gatra.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment