Para buruh di DKI Jakarta masih tetap menginginkan kenaikan upah
buruh Jakarta menjadi Rp 3 juta. Pihaknya juga ingin berdiskusi bersama
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki
T. Purnama (Ahok) untuk membahas angka realistis upah buruh DKI Jakarta
yang diterima.
"Kami para buruh pada intinya menginginkan
upah buruh DKI Jakarta itu di angka Rp 3 juta. Tapi kami meminta agar
pak Jokowi bisa duduk bareng sama buruh dalam membahas upah. Itu yang
kita inginkan," ujar Koordinator Lapangan Forum Buruh (FB) DKI Jakarta,
Winarso ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (19/11/2013).
Winarso
menegaskan, ketika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum
ingin diskusi bersama buruh dalam membahas masalah upah yang diinginkan,
maka buruh akan terus melakukan demo. Hal itu dilakukan hingga aspirasi
dan keinginan buruh didengar oleh pemerintah.
Selain itu,
Winarso menilai upah minimum yang ditetapkan Rp 2,4 juta merupakan
aspirasi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan pemerintah. Oleh
karena itu, pihaknya ingin meminta keterangan dari Kepala Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, yang juga Ketua Dewan Pengupahan
Priyono.
Menurut Winarso, pihaknya melihat ada praktik mafia
upah selama ini. Hal itu karena Pemerintah dan Apindo sangat keras tidak
menerima usulan upah yang diinginkan buruh.
"Bayangkan saja
buruh sudah terus menerus melakukan aspirasinya. Tapi, kenyataannya
aspirasinya tidak didengar hanya angin lalu saja. Itu yang saya sangat
kesalkan dari pemerintah dan Apindo dalam membahas upah ini," kata
Winarso.
Winarso memastikan, jika aksi buruh terus menerus
tidak didengar oleh pemerintah, maka akan ada Mogok Daerah yang terjadi
pada 26-28 November 2013.
Sumber : liputan6.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment