Saturday, November 2, 2013

Pengusaha Ancam Cabut dari KBN

Aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan buruh, ternyata juga dilakukan oleh puluhan Human Resource Development (HRD) perusahaan yang berada di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (1/11/2013) siang.
Para HRD yang tergabung dalam HRD Club KBN Cakung, menyampaikan aksi protesnya karena pihak keamanan pengelola KBN tidak menjaga perusahaan dari aksi sweeping buruh. Bahkan, untuk menunjukkan kekecewaannya, para pelaku usaha mengancam akan hengkang dari kawasan industri tersebut, jika masih kerap terjadi sweeping buruh.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua HRD Club KBN, Bambang Heriyanto, bahwa aksi mogok kerja dan sweeping buruh di KBN pada Kamis (31/10/2013), menyebabkan perusahaan stop produksi. Alhasil, menyebabkan kerugian bagi para pengusaha.
Terlebih, Dewan Pengupahan Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar Rp Rp2.441.000. "Dari segi keamanan kami menilai pengelola KBN tidak bisa menjaga perusahaan di sini dari aksi buruh. Hal itu yang membuat para pengusaha resah," kata Bambang, Jumat (1/11/2013) siang.
Menurut Bambang, saat ini ada sebanyak 71 perusahaan yang beroperasi di lingkungan KBN. Hampir 90 persen, perusahaan tersebut, bergerak di bidang garmen dengan investor berasal dari Korea.
Namun, beberapa tahun belakangan, semakin banyak perusahaan yang tutup karena banyaknya aksi unjuk rasa dan sweeping karyawan yang dilakukan para buruh. Sehingga, perusahaan terpaksa berhenti beroperasi dan menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah.
"Rata-rata perusahan di sini per hari memproduksi sebanyak 8.000 hingga 12 ribu piece bentuk garmen. Jika kita estimasi per piece seharga 2 dolar US, dan dikalikan sebanyak 71 perusahaan, maka bisa dihitung sendiri berapa milyar kerugiannya per hari," jelas Bambang.
Meskipun, lanjutnya, memang tidak semua perusahaan berhenti operasi. Namun, dengan adanya aksi demo dan sweeping, maka para karyawan yang masih bekerja tidak konsentrasi sehingga kinerjanya menurun.
"Untuk itu, kami dari HRD Club, meminta pihak KBN untuk bisa menjaga stabilitas dan jaminan kenyamanan bagi investor. Karena kejadian mogok massal yang dilakukan serikat pekerja ini juga berdampak hilangnya kepercayaan buyer akibat keterlambatan pengerjaan," katanya.
Namun, jika memang pihak pengelola KBN tetap tidak menindaklanjuti apa yang dituntut para perusahaan, pengusaha mengecam akan pindah dari kawasan tersebut. "Kita lihat saja 2014 nanti, jika masih seperti ini, maka kami ramai-ramai akan hengkang dari sini," ancam Bambang.



Sumber : tribunnews.com

No comments:

Post a Comment