Aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan buruh, ternyata juga dilakukan
oleh puluhan Human Resource Development (HRD) perusahaan yang berada di
Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat
(1/11/2013) siang.
Para HRD yang tergabung dalam HRD Club KBN
Cakung, menyampaikan aksi protesnya karena pihak keamanan pengelola KBN
tidak menjaga perusahaan dari aksi sweeping buruh. Bahkan, untuk
menunjukkan kekecewaannya, para pelaku usaha mengancam akan hengkang
dari kawasan industri tersebut, jika masih kerap terjadi sweeping buruh.
Seperti
yang dikatakan oleh Ketua HRD Club KBN, Bambang Heriyanto, bahwa aksi
mogok kerja dan sweeping buruh di KBN pada Kamis (31/10/2013),
menyebabkan perusahaan stop produksi. Alhasil, menyebabkan kerugian bagi
para pengusaha.
Terlebih, Dewan Pengupahan Pemprov DKI Jakarta
telah menetapkan bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar
Rp Rp2.441.000. "Dari segi keamanan kami menilai pengelola KBN tidak
bisa menjaga perusahaan di sini dari aksi buruh. Hal itu yang membuat
para pengusaha resah," kata Bambang, Jumat (1/11/2013) siang.
Menurut
Bambang, saat ini ada sebanyak 71 perusahaan yang beroperasi di
lingkungan KBN. Hampir 90 persen, perusahaan tersebut, bergerak di
bidang garmen dengan investor berasal dari Korea.
Namun, beberapa
tahun belakangan, semakin banyak perusahaan yang tutup karena banyaknya
aksi unjuk rasa dan sweeping karyawan yang dilakukan para buruh.
Sehingga, perusahaan terpaksa berhenti beroperasi dan menyebabkan
kerugian hingga miliaran rupiah.
"Rata-rata perusahan di sini per
hari memproduksi sebanyak 8.000 hingga 12 ribu piece bentuk garmen. Jika
kita estimasi per piece seharga 2 dolar US, dan dikalikan sebanyak 71
perusahaan, maka bisa dihitung sendiri berapa milyar kerugiannya per
hari," jelas Bambang.
Meskipun, lanjutnya, memang tidak semua
perusahaan berhenti operasi. Namun, dengan adanya aksi demo dan
sweeping, maka para karyawan yang masih bekerja tidak konsentrasi
sehingga kinerjanya menurun.
"Untuk itu, kami dari HRD Club,
meminta pihak KBN untuk bisa menjaga stabilitas dan jaminan kenyamanan
bagi investor. Karena kejadian mogok massal yang dilakukan serikat
pekerja ini juga berdampak hilangnya kepercayaan buyer akibat
keterlambatan pengerjaan," katanya.
Namun, jika memang pihak
pengelola KBN tetap tidak menindaklanjuti apa yang dituntut para
perusahaan, pengusaha mengecam akan pindah dari kawasan tersebut. "Kita
lihat saja 2014 nanti, jika masih seperti ini, maka kami ramai-ramai
akan hengkang dari sini," ancam Bambang.
Sumber : tribunnews.com
No comments:
Post a Comment