Beberapa bulan terahir, dokter-dokter Indonesia mulai rajin berdemontrasi.
Profesi dokter kehilangan elitisnya. Biasanya mereka membuka praktik di
rumah sakit, klinik, atau rumah masing-masing, kini berdiri dipingiran
jalan untuk berdemontrasi. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang
teriak-teriak menuntut agar rekan yang dipenjara dibebaskan.
Tersebar
juga dalam BMM dari komunitas dokter, yang mengajak ‘’Sehari Tanpa
Dokter’’. Sebagai bentuk protes, sekaligus bentuk dukungan terhadap
dokter Ayu yang di penjara karena terduga kasus malpraktek.
Demo
itu dimaksudkan sebagai bentuk dukungan terhadap rekan-rekan mereka,
yaitu dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG, dr. Hendry Simanjuntak SpOG
yang dijebloskan ke penjara karena kasus pasiennya meninggal.
Aksi demo para dokter itu tidak akan mengangkat derajat dokter lebih tinggi di mata masyarakat. Justru, demo itu akan membuat image bahwa
dokter itu sombong, arogan, dan tidak menerima kritik. Bahkan, jika
terjadi pemogakan nasional sehingga melupakan dan melantarkan pasien,
maka ini termasuk pelanggarana kemanusiaan.
Artidjo
sosok di balik masuknya dr. Ayu dkk masuk dalam penjara. Keputusan itu
bukanlah keputusan serampangan, tetapi melalui sebuah proses yang
panjang dan mengedepankan keadilan dan kemanusiaan.
Aksi
demo yang rencana di gelar hari ini merupakan bentuk keprihatinan
dokter. Bedanya, jika FPI, Buruh, Mahasiswa, kadang anarkis, tetapi jika
dokter idak anarkis. Cuma mereak teriak-teriak dipingir jalan. Renacananya, demo itu akan dimulai dari
jam 8 pagi, mulai dari Bunderan HI, MA dan ke istana. Begitulah yang
disampaikan oleh Sekertaris Jendral Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia (POGI), dr. Ari Kusuma Januarto.
Sumber : kompasiana.com
No comments:
Post a Comment