Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI) Bayu Murnianto
melaporkan banyak perusahaan garmen Korea di Kawasan Berikat Nusantara
(KBN) yang memaksa para buruhnya untuk menandatangani surat penangguhan
kenaikan upah.
"Disana banyak pengusaha Korea yang
menakut-nakuti buruhnya supaya setuju dengan upah sebesar Rp 2,18 juta,"
ujarnya usai konferensi pers di Jakarta, Senin (25/11/2013).
FSBI
mencatat, perusahaan-perusahaan Korea ini mempunyai sebuah grup bernama
Koga dan membentuk HRD Club yang mengurus penangguhan. Klub ini juga
membuat data-data keuangan yang dimanipulasi sehingga
perusahaan-perusahaan tersebut mendapat penangguhan untuk menaikkan
upah.
"Waktu itu ada beberapa perusahaan yang bahkan sempat
kami protes dan dia (perusahaan) tidak jadi mendapat penangguhan. Tahun
ini Korean grup meminta masing-masing perusahaan sebesar Rp 100 juta
untuk membuat penangguhan lagi dan menyepakati upah sebesar Rp 2,18 juta
itu," katanya.
Menurut Bayu, investor asal Negeri Gingseng
tersebut bahkan mengancam akan hengkang bila para buruhnya tidak
menandatangani penangguhan upah. Ironisnya kejadian tersebut sudah
berlangsung sejak beberapa tahun lalu. "Dari tahun ke tahun ini
dilakukan oleh pengusahaan garmen di kawasan KBN," tuturnya.
Tak
hanya itu, Bayu mengungkapkan, ada perusahaan yang telah membayar upah
buruh sebesar Rp 3,1 juta namun kemudian harus menerima intimidasi dari
rekannya. Perusahaan ini dipaksa untuk segera menurunkan upah yang telah
disepakati oleh sebagian besar perusahaan garmen dikawasan tersebut.
"Tetapi setelah pembicaraan dengan buruhnya diambil jalan tengah dengan UMP Rp 2,44 juta," jelasnya.
Disisi lain, lanjut Bayu, saat ini masih banyak beberapa perusahan
garmen di kawasan industri tersebut yang membayar upah dibawah Rp 1,8
juta. Sayangnya, perusahaan ini belum juga ditindak aparat pemerintah.
"Itulah
alasan kenapa kita harus bergerak karena upah yang kita terima rendah,
ada settingan HRD Club yang berpihak pada asing yang membuat penangguhan
upah itu dibiarkan berjalan," tandasnya.
KSBI mencatat
setidaknya terdapat 100 perusahaan yang beroperasi di KBN Cakung.
Sebesar 50% dari perusahaan tersebut berasal dari Korea Selatan sedang
sisanya dari Taiwan dan India.
Sumber : liputan6.com
No comments:
Post a Comment