Setelah mengalami tiga kali penundaan pelaksanaan sidang, akhirnya
Dewan Pengupahan DKI Jakarta menggelar sidang tanpa dihadiri unsur
serikat pekerja/buruh.
Hasilnya, Dewan Pengupahan DKI yang dihadiri unsur Pemprov DKI yaitu
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertans) DKI dan unsur
pengusaha menetapkan dua rekomendasi usulan besaran Upah Minimum
Provinsi (UMP) DKI 2014.
Pertama usulan dari unsur pengusaha UMP DKI 2014 adalah Rp
2.299.860,33, ini dinilai setara dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Kedua usulan dari unsur pemerintah UMP 2014 sebesar Rp 2.441.301,74.
Kepala Disnakertrans DKI Jakarta Priyono mengatakan rekomendasi dua
besaran UMP DKI 2014 ini akan diserahkan Dewan Pengupahan DKI kepada
Gubernur DKI Jakarta hari ini juga.
"Kami akan memberikan rekomendasi Dewan Pengupahan tentang UMP 2014
malam ini juga sudah sampai ke meja Pak Gubernur. Mudah-mudahan besok, 1
November, UMP 2014 sudah bisa ditetapkan," kata Priyono usai Sidang
Dewan Pengupahan di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (31/10).
Rekomendasi yang diajukan Pemprov DKI dan pengusaha diambil
berdasarkan formula KHL tahun 2013 yang ditambah dengan pertumbuhan
ekonomi rata-rata tahun 2013 - 2014 yang mencapai angka 6,15 %.
Sedangkan perwakilan buruh hingga keputusan dikeluarkan tidak ada yang
hadir dalam rapat tersebut
"Ini baru rekomendasi. Keputusan terakhir di gubernur. Tapi kami
sangat menyayangkan perwakilan buruh yang tidak hadir dalam rapat Dewan
Pengupahan hari ini. Padahal buruh telah diberi kesempatan sebanyak dua
kali. Namun tujuh perwakilan buruh ternyata memutuskan untuk tidak hadir
dalam sidang," jelas Priyono.
Bahkan buruh juga sempat menolak ajakan Gubernur DKI Jakarta, Joko
Widodo untuk berdialog di ruang pribadinya di Balaikota. Pria asal Solo
ini keluar dari kantornya tepat pukul 17.00, kemudian berjalan menemui
kerumunan buruh. Jokowi meminta beberapa perwakilan buruh untuk masuk
dan berbicara mengenai UMP 2014.
"Sini 10 atau 15 orang masuk ke dalam," kata Jokowi kepada buruh di depan Balaikota DKI Jakarta.
Namun unsur buruh meminta waktu kepada Jokowi, untuk berkoordinasi
terlebih dahulu siapa yang akan masuk. Jokowi hanya sekitar lima menit
berada di kerumunan buruh, kemudian dirinya kembali masuk ke kantornya.
Dikatakan Jokowi, dirinya akan menunggu unsur buruh menemui dirinya.
Tetapi waktu yang diberikan tidak lama, sebab menurutnya pekerjaan yang
lain masih menumpuk.
"Iya saya ajak 10 atau 15 orang tapi masih mau kordinasi dengan yang
lain. Urusan saya kan banyak tidak urusan ini saja, nanti kalau lama
dari telepon kan bisa," ujarnya.
Jokowi menegaskan dirinya tidak akan mengintervensi rapat Dewan
Pengupahan yang sedang berlangsung. Pertemuannya dengan buruh hanya
ingin mengetahui kemauan buruh. Karena sejak beberapa hari lalu buruh
meminta bertemu dengannya.
Setelah menunggu beberapa saat, perwakilan buruh belum juga ada yang
mau masuk. Jokowi pun akhirnya memilih untuk meninggalkan Balaikota DKI
Jakarta melalui pintu samping.
"Ya mau gimana lagi, masak saya nunggu-nunggu terus," imbuhnya.
Sumber : beritasatu.com
No comments:
Post a Comment