Sebanyak delapan orang luka-luka dan 18 sepeda motor dirusak akibat
bentrokan massa buruh dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila
(Ormas PP), terkait aksi unjukrasa mogok nasional dan mogok daerah, di
kawasan East Jakarta Industrial Park (EJIP), Cikarang Selatan, Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/10).
Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto,
mengatakan aksi unjuk rasa buruh yang dilakukan sebagian organisasi
massa buruh, sejak tanggal 28 Oktober hingga hari ini masih berjalan, di
daerah Tangerang, Depok, Bekasi, dan Jakarta.
"Tadi pagi, sekitar jam 08.15, ada benturan massa buruh dengan warga
masyarakat (Ormas PP) yang tidak suka dengan adanya demo atau unjuk rasa
itu. Mereka adalah masyarakat peduli terhadap investasi yang merasa
kalau ini berkelanjutan, mereka juga akan kehilangan centra-centra
ekonomi seperti, warung, kos-kosan, ojek, dan pengolahan limbah
industri," ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (30/10).
Jadi, sambungnya, tujuannya agar unjuk rasa itu tidak menjadikan
pabrik di wilayah mereka tutup. Kemudian, mereka turun ke jalan untuk
mencegah buruh.
"Akhirnya, terjadi bentrokan yang mengakibatkan kerusakan 18 unit
kendaraan sepeda motor dan delapan orang luka-luka karena lemparan batu
serta bacokan. Korban luka empat karyawan dan empat satpam," ungkapnya.
Ia melanjutkan, saat ini kondisi sudah kondusif dan masih ditangani Polsek Cikarang, Polres Bekasi dan Polda Metro Jaya.
"Peristiwa terjadi di PT Schneider Indonesia dan PT Abacus Kencana,
kawasan Industri EJIP, Plot 4 B1/B2, Cikarang Selatan. Massa buruh
diperkirakan 15.000, sedangkan masyarakat (Ormas PP) sekitar 500 orang,"
jelasnya.
Menyoal apakah ada yang diamankan pasca-bentrokan itu, Rikwanto belum
bisa memastikannya. "Sementara ini kami berupaya memisahkan. Supaya
yang utama situasi kondusif dulu," bilangnya.
Ihwal apakah ada bentrokan juga di daerah lain, Rikwanto mengatakan
tidak ada. "Hanya di Bekasi, Cikarang. Yang lainnya kondusif,"
singkatnya.
Memang, tambahnya, ada beberapa aksi sweeping terhadap pabrik-pabrik
yang tidak melakukan unjuk rasa. Namun, tindakan itu dapat diantisipasi.
"Karena seperti saya katakan diawal, tidak semuanya organisasi buruh
melakukan mogok nasional atau mogok daerah. Dari awal sudah dikatakan
yang akan mogok silahkan dan yang tidak jangan dipaksa. Jangan sampai
ada bentrokan. Tadi pagi, sempat ada yang akan sweping, namun langsung
dicegah sehingga tidak terjadi benturan," paparnya.
Menurut Rikwanto, guna melakukan pengamanan terkait aksi unjuk rasa
buruh, pihaknya menurunkan sebanyak 17.000 personel gabungan.
"Personel gabungan ada 17.000 lebih, dibantu TNI dan Pemda untuk
pengamanan semua kawasan di Jakarta dan sekitarnya. Di sana (Bekasi) ada
3.000 sampai 4.000 personel. Personel diturunkan di berbagai macam
tempat dan sudut pengamanan," tandasnya.
Sumber : beritasatu.com
No comments:
Post a Comment