Sejumlah serikat buruh yang sebagian tergabung dalam Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) bertekad melanjutkan rencana mogok nasional
yang dimulai Kamis (31/10) ini. Puluhan kawasan industri akan
dilumpuhkan oleh jutaan pekerja yang menggelar aksi di beberapa daerah.
"Buruh
yang akan terlibat dalam mogok nasional ini hampir 2 juta orang sudah
konfirmasi dari target awal 3 juta orang," ujar Presiden Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, Rabu (30/10). Ia
menjanjikan, eskalasi mogok nasional tahun ini lebih besar dari tahun
lalu, baik dari sebaran jumlah kabupaten/kota maupun peserta aksi.
Menurut
Ketua Umum Konfederasi Serikat Nasional (KSN) Muchtar Guntur, rencana
mogok nasional dan aksi yang dilakukan para buruh akan dilaksanakan di
150 kabupaten/kota. Aksi itu diperkirakan akan melumpuhkan 40 kawasan
industri. Titik-titik aksi akan dipusatkan di kawasan-kawasan Industri
di setiap daerah. Seperti Pulo Gadung, Tanjung Priok, Marunda,
Cilincing, dan Cakung di Jakarta, serta Bekasi dan daerah-daerah padat
industri lainnya.
Rencana pemogokan hari ini dipicu tuntutan
buruh yang mendesak kenaikan upah minimum provinsi (UMP) dan upah
minimum kabupaten/kota (UMK) sebesar 50 persen secara umum. Untuk DKI
Jakarta, UMK yang dituntut para buruh sebesar Rp 3,7 juta per bulan.
Selain itu, para buruh juga menuntut revisi komponen KHL dari 60 item
menjadi 84 item serta penghapusan sistem outsourcing. Pemerintah juga didesak menjalankan jaminan sosial menyeluruh terhitung pada 1 Januari 2014.
Mogok
nasional digelar sehubungan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden RI
Nomor 9/2013 tentang Kebijakan Penetapan Upah Minimum. Dalam instruksi
tersebut, pemerintah daerah diwajibkan menetapkan UMP atau UMK sesuai
komponen kebutuhan hidup layak paling lambat pada 1 November setiap
tahunnya.
Rencana mogok nasional diwarnai ketaksepakatan antara
persatuan serikat buruh. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(KSPSI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI)
menyatakan tak akan mengikuti pemogokan. Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menilai, ruang
perjuangan serikat buruh masih terbuka lebar di Dewan Pengupahan.
Terkait
penentuan UMP DKI Jakarta, pertemuan para pemegang kepentingan tak
berhasil menemukan kesepakatan dalam rapat kemarin. Anggota Dewan
Pengupahan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta,
Asrial Chaniago, mengatakan rapat akan dilanjutkan kembali hari ini.
"Penundaan tersebut karena hanya satu dari empat perwakilan buruh yang
hadir," ujar Asrial Chaniago, di Balai Kota Jakarta.
Menurutnya,
jika perwakilan dari buruh tetap tak datang, besaran UMP yang diusulkan
Dewan Pengupahan DKI bisa diputuskan dua pihak, yakni pengusaha dan
pemerintah. Jika skenario demikian yang terjadi, upah yang ditetapkan
bisa jadi senilai Rp 2,29 juta.
Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Muhaimin Iskandar meminta agar perusahaan tidak membohongi
buruh atas kemampuannya memberikan upah. Namun, ia juga menyebut buruh
juga harus memperhatikan kemampuan perusahaan untuk memberikan upah.
Sumber : republika.co.id
No comments:
Post a Comment