Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal,
mengkritik Gubernur dan Wagub DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak hanya mengurusi topeng monyet dan
waduk. Iqbal meminta Jokowi untuk lebih mementingkan aspirasi kaum buruh
Ibukota.
"Jokowi yang katanya bepihak pada rakyat tidak hanya urusi monyet dan
waduk. Tapi lebih penting urusi buruh di DKI yang telah memilih beliau
dan membayar pajak," kata Iqbal di sela-sela aksi yang digelar sekitar
75.000 buruh di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis
(31/10).
Iqbal meminta Jokowi untuk tidak mendengarkan informasi menyesatkan
mengenai komponen hidup layak. Jika Pemprov DKI tak mendengar aspirasi
buruh yang menuntut upah minimum provinsi menjadi Rp 3,7 juta, pihaknya
mengancam akan memboikot rapat dewan pengupahan yang sedang berlangsung.
"Saya minta dalam rapat dewan pengupahan unsur buruh jangan ada yang hadir," tegasnya.
Menurut Iqbal, aksi sekitar 2 juta buruh di 20 Provinsi dan 150
Kabupaten dan Kota yang diliakukan pihaknya atas nama Konsolidasi
Nasional Gerakan Buruh (KNGB) telah menjadi sorotan dunia. Dengan
demikian, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk mengabaikan tuntutan
buruh. Namun, jika mogok nasional ini masih diacuhkan, Iqbal mengancam
akan menggerakan seluruh elemen masyarakat untuk menggelar aksi
pemogokan umum.
"Hari ini kami aksi mogok nasional, kalau tidak didengar, kami
lanjutkan mogok nasional kembali besok. Bilamana tetap tidak didengar
kami persiapkan pemogokan umum di seluruh Indonesia dengan melibatkan
seluruh pekerja formal dan informal. Bandara, pelabuhan, semuanya di
boikot. Kami akan lakukan perlawanan," tegasnya.
Aksi Mogok Nasional yang diikuti oleh sekitar 2 juta buruh di seluruh
Indonesia digelar serentak pada Kamis (31/10). Di Kawasan Industri
Pulogadung (KIP), ribuan buruh memadati beberapa lokasi di dalam kawasan
seperti di pintu masuk I PTC dan bundaran KIP. Sebagian buruh sempat
konvoi menggunakan ratusan sepeda motor berkeliling menyusuri KIP.
Dengan dipandu pengeras suara dari sebuah mobil bak terbuka, massa
buruh memeriksa satu persatu perusahaan yang ada di dalam kawasan KIP.
Sempat terjadi ketegangan antara massa buruh dengan petugas keamanan di
depan perusahaan bernama Sangar Sarana Baja.
Para buruh meminta perusahaan untuk berhenti beroperasi dan seluruh
karyawan yang masih berada di dalam pabrik untuk ikut dalam aksi.
Setelah beberapa lama konvoi, para buruh kemudian menggelar mimbar bebas
di sekitar Kantor Pajak Pratama Cakung...
Sumber : beritasatu.com
No comments:
Post a Comment