Sebanyak 2 juta buruh yang mengikuti aksi mogok nasional serentak di
seluruh Indonesia pada Kamis (31/10) berencana akan kembali menggelar
aksi serupa pada Jumat (1/11) jika tuntutan mereka tidak dipenuhi
pemerintah. Bahkan, tak hanya mogok nasional, jutaan buruh dari berbagai
elemen ini mengancam akan menggerakan pemogokan umum.
"Jika mogok nasional tak didengar kami lanjutkan mogok nasional
kembali. Dan bilamana tetap tidak didengar, kami persiapkan pemogokan
umum," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said
Iqbal disela-sela aksi unjuk rasa puluhan ribu buruh di Kawasan Industri
Pulogadung (KIP), Jakarta Timur, Kamis (31/10).
Dikatakan Iqbal, pemogokan umum ini akan berdampak lebih luas
dibanding mogok nasional buruh yang dilakukan hari ini. Selain massa
buruh di kawasan industri, pihaknya juga akan mengajak seluruh pekerja
formal dan informal di seluruh Indonesia.
"Kita akan tutup pelabuhan dan bandara untuk lakukan perlawanan," tegasnya.
Iqbal kembali menegaskan, jutaan buruh yang saat ini menggelar aksi
mogok nasional menuntut kenaikan upah minimum nasional sebesar 50
persen, dan menjadi Rp 3,7 juta untuk Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI
Jakarta. Buruh juga menuntut pemerintah menjalankan jaminan kesehatan
serentak pada 1 januari 2014 bukan bertahap hingga 2019.
"Kami juga menuntut penghapusan sistem outsourcing khususnya di BUMN. Kami beri waktu hingga hari ini Menneg BUMN untuk mengangkat pekerja outsourcing
menjadi karyawan tetap. Selain itu kami meminta pemerintah untum
mensahkan UU Pembantu Rumah Tangga (PRT) yang menjadi pintu masuk
kejahatan trafficking. Buruh juga menuntut dicabutnya UU Ormas yang berpotensi mengebiri kebebasan berserikat," paparnya.
Iqbal menyatakan, aksi dua juta buruh hari ini telah menjadi sorotan
dunia. Untuk itu, tidak ada alasan bagi pemerintah mengabaikan berbagai
aspirasi kaum buruh.
Sumber : beritasatu.com
No comments:
Post a Comment