Tuesday, November 5, 2013

Begini Harusnya RI Hadapi Kenaikan UMP biar Investor Tak Kabur

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki upah buruh relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Pasifik. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagai para investor untuk berinvestasi di Indonesia.
 Namun pada hari Jum'at lalu sejumlah Gubernur menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) terkait kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP). Lalu dengan kenaikan UMP ini apa masih akan menjadi daya tarik bagi para investor?.
Menurut Direktur Institude for Development of Economics and Finance (INDEF), persoalan upah kini justru akan menjadi pertimbangan berat para investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Karena selama ini pengusaha masih bertahan dan sangat ingin berinvestasi di Indonseia padahal biaya operasionalnya mahal, tapi saat dikalkulasi dengan upah buruh lebih murah itu masih untung," ungkap Direktur INDEF Eni Sri Hartati saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (4/11/2013).
Eni mencontohkan untuk saat ini di wilayah Batam sudah banyak para investor yang hengkang ke beberapa daerah lain atau bahkan luar negeri mengingat tak kuat membayar gaji para pegawainya yang terus meningkat.
Untuk itu dia mengusulkan kepada pamerintah agar kenaikan UMP ini juga dibarengi dengan perbaikan sarana infrastruktur karena hal itu menyangkut harga logistik dimana diharapkan akan lebih murah.
"Memang suatu sisi buruh betul, karena menjadi eksploitasi upah rendah, tapi persoalannya kenapa kita tidak menyediakan logistik dan infrastruktur yang lebih bagus. Jadi tidak hanya pengusaha mengorbankan buruh, tapi bagaimana kita itu meningkatkan daya tarik ekonomi," papar dia.
Lebih lanjut menurut Eni, upah buruh di Indonesia harusnya tidak dibandingkan dengan negara-negara kawasan yang notabene sudah lebih maju.
"Disamping itu kan upah buruh tidak sekedar membandingkan upah buruh antar negara, karena itu soal produktifitas," tutupnya.


Sumber : liputan6.com

No comments:

Post a Comment