Ribuan buruh asal Afrika menjejali Rabin Square di Tel Aviv, Israel,
Minggu (5/1/2014) waktu setempat menuntut diberikannya suaka kepada
mereka dan mengancam akan melakukan mogok massal.
"Kami perlu suaka," teriak para buruh serempak, dikutip dari CNN, Senin(6/1/2014).
Mereka
yang hadir di Rabin Square, diperkirakan berjumlah 50 ribu orang,
dimana mereka merupakan buruh ilegal, dan bergaji kecil.
Banyak dari mereka yang melarikan diri dari negara yang tengah dilanda perang saudara seperti Sudan, dan Eritrea.
Kondisi
yang mengancam keselamatan jiwa itu mendorong mereka menempuh jalan
berbahaya menuju Israel. Sebagian besar dari mereka menyeberangi
Semenanjung Sinai, yang dikenal sebagai sarang penculikan dan pencurian
organ.
Setelah berada di seberang perbatasan Israel, mereka kemudian coba mencari suaka.
"Kami
melarikan diri dari genosida, melarikan diri dari rezim ditaktor,
mencari perlindungan," ujar seorang dari mereka, Mutasim Ali, yang
datang dari Darfur.
"Kita tahu sulit untuk menyeberang perbatasan
dan membuat perjalanan ke Israel, tapi itu satu-satunya pilihan pada
saat itu,"ujarnya.
Para pencari suaka mengeluh bahwa pemerintah
Israel tidak melihat tujuan mereka sebagai sah, melainkan melihat mereka
sebagai pekerja migran.
Pemerintah Israel, memandang para pencari suaka itu sebagai buruh migran yang berada di Israel untuk mencari kerja.
Mereka juga menyalahkan para migran atas meningkatnya angka kejahatan, dan meningkatnya ancaman keamanan nasional Israel.
Sumber : tribunnews.com
No comments:
Post a Comment