Puluhan buruh dari elemen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia
(FSPMI) Sidoarjo menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya,
Kamis (12/12/2013).
Mereka memprotes tindakan Polres Sidoarjo
yang kerap bertindak represif, dengan memerintahkan anak buahnya untuk
menangkap buruh saat menggelar aksi di Sidoarjo. Menurut koordinator
aksi, Agus Suprayitno, aparat Polres Sidoarjo kerap bertindak anarkistis
dengan memukuli para pengunjuk rasa dengan alat pentungan.
"Beberapa dari kami juga kadang ditangkap tanpa alasan yang jelas, dan baru esok hari dikeluarkan," katanya.
Dia
mencontohkan, tindakan represif dari aparat terjadi ketika para buruh
memperjuangkan kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sidoarjo pada
November 2013 lalu. Saat itu, hampir setiap unjuk rasa, pasti ada
pemukulan yang dialami oleh pekerja.
Di aksi-aksi sebelumnya di
berbagai tempat di Sidoarjo, mereka juga mengaku kerap dibubarkan paksa.
Aksi represif itu, kata Agus, jelas tidak sesuai dengan aturan
undang-undang yang memberikan ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan
pendapat.
"Saat beraksi, kami tidak pernah mengganggu kepentingan umum, kami juga selalu membawa izin dari polisi," ujarnya.
Sepanjang
aksi di Jalan Gubernur Suryo itu, para buruh diguyur hujan deras, namun
mereka tetap berorasi dan meneriakkan yel-yel yang berisi mendesak agar
Kapolda Jatim mencopot Kapolres Sidoarjo.
Seusai menggelar aksi
di depan Gedung Negara Grahadi, para buruh melanjutkan demo di depan
Markas Polda Jatim di Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
Sumbe :kompas.com
No comments:
Post a Comment