Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Komisaris Jenderal
Badrodin Haiti menyatakan, polisi siap mengamankan demonstrasi massal
buruh yang rencananya dilakukan pada 30 Oktober hingga 2 November 2013.
Badrodin mengatakan, untuk pengamanan aksi demo ini, Polri sudah punya
prosedur operasional.
"Kami tidak akan menggunakan senjata api,"
kata Badrodin saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Koordinator
Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, 25 Oktober 2013.
Bahkan Polri tak akan menggunakan peluru jenis karet untuk
mengamankan demo massal buruh. Menurut Badrodin, Polri punya enam
tingkat pengamanan, yakni:
1. Polisi akan menggunakan upaya persuasif melaluai ucapan lisan,
2. Polisi akan menggunakan kekuatan tangan secara lunak,
3. Jika tetap bandel, polisi akan menggunakan kekuatan tangan secara keras,
4. Polisi akan menggunakan berbagai peralatan,
5. Polisi gunakan gas air mata dan meriam air,
6. Polisi akan menggunakan senjata api.
Dalam
mengamankan aksi unjuk rasa buruh, Polri membatasi diri hingga tingkat
lima. "Jadi senapan yang kami gunakan berjenis laras licin (pelontar gas
air mata)." Meski begitu, Badrodin berharap nantinya unjuk rasa massal
buruh berjalan lancar tanpa kericuhan.
Sebelumnya, buruh
mengancam akan melakukan mogok nasional pada 28 Oktober hingga 1
November. Mereka menuntut kenaikan upah 50 persen yang berlaku secara
nasional.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
Said Iqbal mengatakan, mogok nasional akan dilakukan di 200 kabupaten
kota dan 20 provinsi. Sebanyak 20.000 buruh, yang tergabung dalam
asosiasinya, sudah menyatakan diri akan ikut. Lalu serikat buruh
Tangerang, Semarang ,dan Makassar juga sudah mengkonfirmasikan untuk
bergabung.
Sumber: tempo.co
No comments:
Post a Comment