Aksi pekerja Indonesia untuk mendapakan haknya yang layak melalui
mekanisme kenaikan upah minimal (UMP/UMR) mendapat dukungan dari serikat
buruh internasional Industri ALL Global Union.
Pemimpin serikat buruh internasional yang juga Sekjen Industri ALL
Global Union, Jyrki Raina menyatakan akan memberikan dukungan penuh
kepada buruh Indonesia dalam usahanya meningkatkan upah minimum untuk
menjamin upah layak, reformasi sosial dan membatasi outsourcing.
“Kita mendukung empat isu utama yang disampaikan buruh Indonesia
selama ini yakni kenaikan upah minimal buruh hingga 30%, pelaksanaan
BPJS bagi seluruh rakyat Indonesia, penghapusan outsourcing, dan
perlindungan hak-hak dasar pekerja”, kata Raina
Selain isu utama upah minimum, Raina juga menyatakan dukungannya pada
jaminan kesehatan universal kepada seluruh rakyat Indonesia yang sudah
diberlakukan mulai 1 Januari 2014.Meski masih ada sekitar 10 juta rakyat
miskin yang belum ter cover dalam BPJS.
“Namun disayangkan ada upaya pengusaha untuk menarik kembali
reformasi jaminan sosial yang sudah disahkan lewat UU BPJS. Ini
merupakan ancaman bagi perdamaian serta keadilan sosial dan jalan
Indonesia menuju kemakmuran bagi semua warga negara Indonesia”,
imbuhnya.
Presiden KSPI Said Iqbal juga menyayangkan adanya. upaya Apindo untuk memberangus upaya-upaya demo buruh.
“Kami mendapat informasi Apindo melakukan pertemuan dengan Kapolri
untuk memindak tegas demo-demo buruh. Ini ngawur, bukan pertemuannya,
tapi permintaan Apindo. Kami minta Kapolri tidak terjebak dengan
permintaan Apindo itu. Yang harus dilakukan kepolisian seharusnya bukan
lagi security aproach (refresif) namun welfare aproach (pendekatan
kesejahteraan)”, papar Iqbal.
Kenaikan upah, tambah Raina, sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.
Bahkan kenaikan upah hingga 30 persen tidak akan mengganggu iklim
investasi. Sebab kenaikan upah bukan fokus utama bagi investor,
melainkan bagaimana meningkatkan nilai invesasi.
“Upah pekerja itu terbanyak digunakan untuk konsumsi. Karena itu akan
kembali pada peningkatan jual barang/ produk, yang pada akhirnya juga
akan mendongkrak kemajuan industri itu sendiri”, jelas Raina.
“Labour cost itu cuma 5 hingga 10 persen. Itu sangat kecil. Fakanya
di Indonesia labour cost lebih kecil lagi, yakni hanya 3,7 persen. Jadi
tidak akan mempengaruhi harga-harga barang”, tambah Iqbal.
Selama kunjungannya di Indonesia 11-15 Februari 2014, Raina
diagendakan akan bergabung dalam demonstrasi (unjuk rasa damai) dan
berbagai kegiatan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI),
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan rapat industri ALL
Indonesia Council.
Industri ALL Global Union beranggotakan 50 juta pekerja di 140 negara
di sektor pertambangan dan energy, sektor manufaktur, dan juga
merupakan kekuatan baru dalam solidaritas global yang berjuang untuk
kondisi kerja yang lebih baik dan hak-hak serikat buruh di seluruh
dunia. (BUD/PUR)
Sumber : fspmi.or.id
No comments:
Post a Comment